Lion Air Ingin Bantu Hidupkan Kembali PTDI

Roma -Matinya industri pesawat nasional membuat CEO Lion Group Rusdi Kirana tergerak untuk menghidupkan kembali PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Bos maskapai penerbangan Lion Air itu berniat membantu mengembangkan industri pesawat nasional buatan PTDI. Bahkan, untuk mewujudkan niatnya, Rusdi telah menemui langsung Presiden Jokowi beberapa hari lalu.

Kepada Presiden, Rusdi menyampaikan niatnya soal produksi pesawat nasional, juga tentang keinginannya untuk membantu mengembangkan dan memasarkan pesawat N235 buatan PTDI.


"Pak Jokowi menyambut baik. Saya telah mengusulkan untuk mengundang para pemimpin Airbus dan ATR guna membahas hal ini," tutur Rusdi kepada wartawan di Roma, Italia, Kamis (27/11/2014) usai acara penandatanganan kontrak pembelian 40 pesawat turboprop buatan Aerei da Transporto Regionale (ATR).


Dikatakan Rusdi, dirinya tengah mengupayakan agar pertemuan antara Presiden Jokowi dengan pihak raksasa produsen pesawat dunia tersebut bisa digelar tahun depan.


Rusdi mengatakan, kedekatannya dengan pabrikan pesawat-pesawat besar dunia tersebut mendorong timbulnya niat tersebut. "Karena punya hubungan yang baik, saya bisa meyakinkan produsen-produsen pesawat di dunia untuk menjalin kerjasama dengan industri pesawat nasional kita," kata Rusdi.


Seperti diberitakan sebelumnya, Lion Group telah memesan 40 unit pesawat ATR seri terbaru ATR 72-600, yang merupakan tambahan dari 60 unit yang telah dipesan pada tahun 2008. Sebelumnya pada November 2011 silam, Lion Group juga telah menandatangani pembelian 230 pesawat Boeing yang disaksikan langsung oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Kemudian pada 2013, Lion Group membeli 234 pesawat Airbus yang penekenan kontraknya disaksikan oleh Presiden Prancis Francois Hollande.


Menurut Rusdi, PTDI bisa memproduksi badan pesawat, interior, perangkat roda dan lainnya. Selanjutnya, Rusdi akan membantu mendatangkan mesin dan perangkat avionik dari pabrikan ternama di dunia.


"Dengan modal kedekatan ini, saya bisa mendapatkan harga yang murah," tuturnya. Sehingga nantinya, produksi pesawat nasional akan lebih terjangkau dan bisa dimanfaatkan untuk pengembangan transportasi di daerah-daerah perintis. Bahkan bisa saja, nantinya pesawat nasional ini akan dilirik negara-negara tetangga Indonesia.


(ita/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!