Pertamina: Rencana Kenaikan Elpiji 12 Kg Sudah Disampaikan ke Pemerintah

Jakarta -PT Pertamina (Persero) membantah kenaikan harga elpiji 12 kg dari Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung tidak dikoordinasikan dengan pihak pemerintah. Rencana tersebut sudah disampaikan jauh sebelum kenaikan pada 1 Januari 2014.

"Kami dari Pertamina memastikan rencana ini selalu dikoordinasikan dengan pemerintah dan kementerian terkait," ungkap Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir di Bandara Halim Perdanakusuma, Minggu (5/1/2014)


Skema kenaikan harga elpiji dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Di mana salah satunya dihadiri oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan. Selain itu, Kementerian lainnya menurut Ali juga sudah diinformasikan.


"Jadi semuanya sudah dilakukan sesuai dengan prosedur. Tidak mungkin nggak dikasih tahu," tegasnya.


Dia menuturkan, pada bulan Agustus tahun lalu sebenarnya Pertamina juga sudah berencana untuk menaikkan harga elpiji 12 kg. Akan tetapi, rencana kandas di tengah jalan karena pemerintah yang tidak memberikan restu.


"Waktu itu nggak boleh kan, karena baru ada kenaikan harga BBM, padahal kita sudah mendapat peringatan dari BPK soal kerugian bisnis elpiji," ujarnya.


Sebelumnya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengaku dirinya tidak menerima pemberitahuan dari PT Pertamina terkait rencana kenaikan harga gas elpiji 12 kg pada 1 Januari 2014. Padahal gas elpiji merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat yang memiliki dampak cukup signifikan.


"Saya baru terima suratnya tadi," kata Jero.


Pada kesempatan yang sama Menko Perekonomian Hatta Rajasa juga mendengar informasi secara informal. Hatta bahkan sempat melarang, akan tetapi Pertamina tetap menjalankan kebijakan itu karena sudah ditetapkan perusahaan.


"Tanggal 31 saya mendengar, saya langsung telepon Dirut Pertamina saya minta ditunda. Jawabnya, nggak bisa pak karena ini sudah keputusan perusahaan. Makanya sekarang dibahas," sebut Hatta.


(dru/zul)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Laba Pertamina Tembus Triliunan, Kenapa Jual Rugi Elpiji 12 Kg Jadi Alasan?

Jakarta -Dengan mengatasnamakan kerugian, PT Pertamina tetap menaikkan harga gas elpiji 12 kg dari Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung. Padahal, pada tahun 2012 lalu perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp 30 triliun.

Apa alasan Pertamina?


Alasan pertama adalah hasil audit Badan Pemerika Keuangan (BPK) dalam beberapa tahun terakhir. Di mana menganggap Pertamina tidak melakukan aksi korporasi apapun atas kerugian yang diterima selama bertahun-tahun.


"Rekomendasi dari BPK adalah Pertamina seakan-akan tidak berbuat apa-apa dari kerugian yang ada. Cara kerja audit tidak begitu. Karena tidak hanya melihat secara keuntungan keseluruhan. Jadi elpiji ya elpiji saja," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir di Bandara Halim Perdanakusuma, Minggu (5/1/2014).


Penyesuaian harga tersebut dilakukan untuk pertama kalinya sejak Oktober 2009, menyusul kerugian bisnis elpiji non subsidi kemasan 12 kg yang telah mencapai Rp 22 triliun dalam enam tahun terakhir. BPK menyebut kerugian Pertamina memang harus dibenahi terkait penjualan elpiji 12 kg.


"Jadi ketika ada hasil audit. Tidak bisa satu sektor elpiji yang rugi, dibiarkan. Jadi lihat yang penting konsolidasi labanya besar. Tidak bisa," ujarnya.


Alasan yang kedua adalah dalam rangka penjagaan kesehatan perusahaan. Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang harusnya tetap sehat. Menurut Ali, kesehatan perusahaan akan terganggu jika ada subsidi silang.


"Kalau uang dari hasil pengeboran dipakai untuk elpiji. Kan berbahaya kalau seperti itu. Subsidi silang gimana aturannya. Jadi tidak sehat korporatnya kalau itu dilakukan," jawab Ali.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Kisruh Kenaikan Elpiji 12 Kg, SBY Turun Tangan Cari Solusi Terbaik

Jakarta -Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru tiba Bandara di Halim Perdanakusuma usai kunjungan kerja dari Surabaya. Presiden SBY langsung menggelar rapat terbatas membahas kenaikan harga elpiji 12 Kg.

SBY bersama rombongan tiba pukul 12.15 WIB, Minggu (5/1/2014). Presiden SBY kemudian langsung menggelar rapat di ruang rapat Bandara Halim Perdanakusuma bersama sejumlah menteri bidang ekonomi. Rapat dimulai pukul 13.00 WIB.


"Setiap kebijakan ataupun keputusan, tentu diniatkan untuk tujuan yang baik, saya boleh mengatakan Pertamina menaikkan elpiji dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu, sehingga tidak serampangan," ujar SBY dalam pidato pembukaan rapat.


SBY mengatakan, Pertamina memiliki kewenangan untuk menaikkan harga elpiji. Menaikkan harga elpiji tersebut tidak perlu dilaporkan kepada Presiden.


"Tapi karena jadi perhatian publik, pemerintah perlu mengelola persoalan ini, agar tepat untuk masyarakat, tepat membangun negara ini dengan baik. Itu pengantar saya, kita dengar penjelasan dari pihak terkait, kira-kira dari perspektif pemerintah solusi apa yang perlu dijalankan," paparnya.


(mpr/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Hatta pun Tak Bisa Cegah Kenaikan Elpiji 12 Kg di 1 Januari

Jakarta -Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengaku menerima pemberitahuan kenaikan harga gas elpiji 12 kg secara informal pada malam tahun baru, tanggal 31 Desember 2013. Ia sempat melarang, akan tetapi Pertamina tetap menjalankan kebijakan karena sudah ditetapkan perusahaan.

"Tanggal 31 saya mendengar, saya langsung telepon Dirut Pertamina saya minta ditunda. Jawabnya, nggak bisa pak karena ini sudah keputusan perusahaan, makanya sekarang dibahas," kata Hatta di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1/2013).


Kenaikan harga elpiji diambil setelah Pertamina melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Hatta menilai itu merupakan aturan dari korporasi. Akan tetapi, harusnya juga dilihat waktu kenaikan apakah sudah tepat.


"Belum tepat waktunya," tegas Hatta


Karena elpiji menurut Hatta merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat. Sehingga dari segi dampak, akan cukup signifikan. Maka dari itu, Pertamina harus mempertimbangkan dengan seksama.


"Walaupun ini aksi korporasi menurut saya tetap harus ada pertimbangan. Seperti apa masyarakat kita, kebutuhannya," terangnya.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Elpiji 12 Kg Naik, Jero Wacik: Pertamina Harusnya Utamakan Kepentingan Rakyat!

Jakarta -Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menilai PT Pertamina persero hanya memikirkan kepentingan bisnis semata. Itu terkait dengan aksi korporasinya yang menaikkan harga gas elpiji 12 kg dari Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung.

"Gas elpiji 12 kg aturannya korporat seperti pertamax, tapi gas begini kan menyangkut warung rakyat. Harus ada sensitifitas. Jangan cuma sekedar bisnis," ungkap Jero di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1/2013)


Menurutnya gas elpiji itu sama halnya dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang mana benar-benar memiliki keterkaitan erat dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga kebijakannya pun harus dikaji dan diputuskan secara komprehensif.


"Bagi saya selalu kepentingan rakyat diutamakan, dengarkan hatinya rakyat. Saya sempat sampaikan kalau kenaikan BBM, elpiji pun yang menyangkut rakyat harus hati-hati, harus dikaji semuanya, jangan cuma hitung-hitungan bisnis saja," jelasnya


Pertamina, menurutnya memang memiliki hak untuk menaikan harga elpiji 12 kg, karena tidak disubsidi pemerintah. Jero meminta Pertamina agar kembali mengkaji kebijakan yang diambilnya dalam menaikkan harga elpiji.


"Harus dikaji dan aspirasi tidak bisa hanya bisa mengantarkan ke ekonomis saja, itu yang sebetulnya dipikirkan perusahaan saja," sebut Jero.


Siang ini, pemerintah akan melakukan rapat kabinet terbatas. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan langsung memimpin rapat saat pulang dari luar kota. Nantinya akan dikeluarkan hasil menyangkut elpiji. Jero berharap keputusan yang diambil akan menguntungkan masyarakat.


"Nanti kita lihat, prinsipnya bagi rakyat harus dilihat bagaimana rakyat," kata Jero.


(zul/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Hatta Sebut Dahlan Iskan Tahu Rencana Kenaikan Elpiji 12 Kg

Jakarta -Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan keputusan kenaikan elpiji 12 kg telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero). Hatta menyebut Menteri BUMN yang merupakan pemegang saham Pertamina sudah pasti mengetahui rencana kenaikan elpiji 12 kg tersebut.

"Keputusan diambil melalui RUPS. RUPS itu kan Menteri BUMN, jadi sebetulnya BUMN (Menteri) sudah tahu duluan bahwa itu naik (gas 12 kg). Itu keputusan RUPS," kata Hatta saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1/2013).


Hatta bersama Menteri ESDM Jero Wacik dan beberapa Menteri lainnya seperti Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Direksi Pertamina menghadiri rapat khusus membahas kenaikan elpiji 12 kg di Bandara Halim Perdanakusuma. Rapat ini langsung dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono.


Rapat ini merupakan kelanjutan dari rapat terbatas yang dipimpin Wapres Boediono pada Sabtu (4/1/2014) kemarin.


Jero Wacik sendiri memastikan tidak menerima pemberitahuan dari PT Pertamina terkait kenaikan harga gas elpiji 12 kg pada 1 Januari 2014. Padahal, gas elpiji merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat yang memiliki dampak cukup signifikan.


"Saya baru terima suratnya tadi," ungkap Jero di tempat yang sama.


Ia menilai kebijakan tersebut merupakan aksi korporasi dari perseroan. Akan tetapi, seperti elpiji yang menyangkut langsung kehidupan masyarakat, harus dikoordinasikan dengan pemerintah.Next


(dru/zul)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Kisruh Elpiji 12 Kg Seperti Kasus Bank Century Jilid Dua?

Jakarta -PT Pertamina mengklaim mengalami kerugian dalam menjual elpiji 12 kg beberapa waktu terakhir. Kerugian Pertamina ini dianggap merupakan kerugian negara dan dinilai seperti kasus Bank Century jilid ke-2.

Pengamat Ekonomi dan Kebijakan Publik, Agus Pambagio mengatakan kerugian Pertamina dalam menjual gas elpiji 12 kg sudah sangat tinggi. Meski menurutnya belum ada data yang pasti berapa besaran kerugian yang diterima Pertamina, tapi menurutnya kerugian ini berpotensi menjadi kerugian negara lebih tinggi dari kerugian negara di kasus Century.


"Century yang Rp 6,7 triliun itu saja sudah jadi masalah," kata Agus kepada detikFinance, Minggu (5/12/2013).


Menurut Agus, dalam UU BUMN dan UU lainnya, Pertamina merupakan sebuah korporasi yang ketika mengalami kerugian, maka harus ada pergantian manajemen atau perusahaan tersebut ditutup.


"Karena kalau rugi itu kan bisa jadi kerugian negara," ujarnya.


Pertamina menurutnya adalah sebuah BUMN yang mana tidak boleh dibiarkan merugi. Agus merinci Pertamina telah mengalami kerugian dengan menjual gas elpiji sekitar Rp 5 ribu lebih per kg dalam 4 tahun terakhir.


"Bisa dibayangkan berapa tabung yang sudah dijual dan rugi berapa. Sebuah korporasi itu tidak boleh rugi, ketika dia rugi ganti manajemennya atau tutup perusahaannya. Pertamina itu Persero di mana tidak mendapatkan APBN, dia harus beroperasi dengan biaya sendiri. Kalau kerugian pertamina itu dibiarkan oleh negara itu sama saja Presiden mengizinkan perusahaan untuk merugi," paparnya


Agus menilai kerugian yang diterima Pertamina ini cenderung dibiarkan oleh pemerintah. Dikatakan dia lebih lanjut, Pertamina sebagai BUMN dan perusahaan energi pastinya telah melapor pada kementerian terkait, namun pada akhirnya seolah Pertamina menaikkan harga secara tiba-tiba.


"Harusnya itu ada izinnya ke Menteri BUMN atau ESDM," tegas Agus.


(zul/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Jero Wacik Tak Tahu Rencana Kenaikan Harga Elpiji 12 Kg di Awal 2014

Jakarta -Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik memastikan tidak menerima pemberitahuan dari PT Pertamina terkait kenaikan harga gas elpiji 12 kg pada 1 Januari 2014. Padahal gas elpiji merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat yang memiliki dampak cukup signifikan.

"Saya baru terima suratnya tadi," ungkap Jero saat ditemui di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (5/1/2013).


Ia menilai kebijakan tersebut merupakan aksi korporasi dari perseroan. Akan tetapi, seperti elpiji yang menyangkut langsung kehidupan masyarakat, harus dikoordinasikan dengan pemerintah.


"Aturannya memang korporasi seperti Pertamax, tapi untuk yang seperti ini gas elpiji merupakan kebutuhan banyak orang, jadi perlu sensitivitas di sana," ujarnya.


Ia mengatakan pada Agustus lalu, Pertamina juga pernah merecanakan hal tersebut. Akan tetapi usulannya ditolak pemerintah. Sebab bertepatan dengan kenaikan harga Baha Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.


"Tahun lalu ada usulanya. Saya bilang jangan, karena baru menaikkan BBM jangan lah menaikkan gas, tahan dulu," sebutnya.


Jero Wacik dan beberapa Menteri lainnya seperti Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Direksi Pertamina menghadiri rapat khusus membahas kenaikan elpiji 12 kg di Bandara Halim Perdanakusuma. Rapat ini langsung dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wapres Boediono.


Rapat ini merupakan kelanjutan dari rapat terbatas yang dipimpin Wapres Boediono pada Sabtu (4/1/2014) kemarin.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Pertamina Buru Agen Elpiji 12 Kg Nakal di Daerah

Semarang -PT Pertamina (Persero) menyiapkan sanksi tegas kepada agen-agen penjualan gas elpiji yang menjual gas elpiji 12 kilogram (kg) melebihi harga yang sudah ditentukan. Sanksi terebut tidak hanya skorsing namun langsung pencabutan izin sebagai Lembaga Penyalur atau langsung Pemutusan Hubungan Usaha (PHU).

Asisten Manajer External Relationshop Manager PT Pertamina Marketing Operation Region IV Jawa Tengah-DIY, Robert MV Dumatubun mengatakan untuk harga gas elpiji 12 kg di agen-agen region IV berkisar dari Rp 122.400 sampai Rp 124.700.


"Pertamina akan tindak tegas lembaga penyalur yang melanggar (harga) dengan pencabutan izin atau PHU," kata Robert kepada detikFinance, Minggu (5/1/2014).


Selain itu, antisipasi adanya pelanggaran dalam menjual elpiji juga dilakukan PT Pertamina dengan melakukan pengecekan ke agen-agen penyalur dan memasang spanduk bertuliskan harga yang sudah ditentukan PT Pertamina serta peringatan bahwa gas elpiji 3 kg hanya untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro.


"Pertamina akan mengoptimalkan SPBU-SPBU dan modern outlet sebagai tempat penjualan Elpiji 12 kg," ujarnya.


Kenaikan harga gas elpiji 12 kg khususnya di Semarang dikeluhkan warga. Selain harga yang tinggi, banyak warga yang sulit memperoleh gas elpiji 3 kg karena ada dugaan pengguna elpiji 12 kg beralih ke 3 kg. Diketahui, harga gas elpiji 12 kg di tingkat pengecer di Semarang saat ini mencapai Rp 130 ribu.


"Pertamina menjamin ketersediaan stok elpiji 12 kg dan juga stok elpiji 3 kg di masyarakat," sambung Robert.


(alg/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

BNI Lirik Pesantren Perkenalkan Jasa Keuangan

Jakarta -PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk terus memperkenalkan jasa keuangan atau financial inclusion di seluruh Indonesia. Salah satu elemen bangsa yang kali ini diajak bekerjasama oleh BNI adalah Gerakan Pemuda (GP) Ansor, organisasi kepemudaan yang memiliki basis komunitas kuat di lingkungan pesantren di bawah naungan Nahdatul Ulama (NU).

BNI menilai GP Ansor memiliki kemampuan dan motivasi untuk terus membantu komunitas di sekitar pesantren dalam mengembangkan perekonomiannya, dari masyarakat pra sejahtera menjadi sejahtera.


Salah satunya adalah dengan melakukan pengujian terhadap pesantren-pesantren yang memiliki catatan sukses dalam mengembangkan perekonomian komunitasnya dalam dua dekade terakhir.


Melalui proses penjurian yang ketat, GP Ansor menetapkan 3 (tiga) pondok pesantren yang terbaik dalam mengembangkan usaha berbasis komunitasnya, yaitu (1) Pondok Pesantren Al-Ittifaq Ciwidey, Bandung, Jawa Barat. (2) BMT/ Koperasi Simpan Pinjam Pondok Pesantren Sidogiri Syariah, Pasuruan, Jawa Timur. (3) Usaha dagang pupuk organik, obat-obat herbal, dan air minum Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur.


BNI tertarik turut memperkuat usaha yang telah dirintis ketiga pesantren tersebut, sehingga sebagai langkah awal, Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo dan Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid bersepakat menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di sela-sela Harlah ke-80 GP Ansor.


"Kami ingin memperkenalkan jasa-jasa keuangan ke komunitas pesantren, yang kali ini kami awali melalui MoU dengan GP Ansor. Bukan hanya produk perbankan, kami juga akan memperkenalkan produk-produk keuangan lain, seperti asuransi, sehingga upaya pengembangan financial inclusion semakin menguat," ujar Gatot dalam siaran persnya, Minggu (5/1/2014).


Dengan adanya MoU tersebut, pada tahap awal, atau sekitar kuartal I 2014, BNI akan berupaya mengenal lebih dalam kegiatan usaha yang telah dilakukan oleh ketiga pondok pesantren pemenang award Nahnu Ansorulloh itu dan kemudian memperkenalkan program Kampoeng BNI sebagai salah satu sarana penguatan ekonomi masyarakat.


Kemudian, pada kuartal II 2014, BNI akan mengupayakan agar penguatan ekonomi berbasis komunitas pesantren ini menjadi proyek percontohan yang dapat direplikasi ke pesantren-pesantren lainnya.


"Untuk tahap pertama kami kembangkan terlebih dahulu ketiga pondok pesantren yang sudah diuji oleh GP Ansor itu, kemudian kami ingin agar mereka menjadi contoh yang dapat diterapkan di pesantren lain. Dengan MoU kami berupaya mengenal usaha mereka, lalu selanjutnya akan ditingkatkan dengan PKS (Perjanjian Kerja Sama). Setelah itu kami akan mereplikasi proyek percontohan ini ke pesantren yang lain," tutur Gatot.


(dru/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Pertamina Cabut Izin Agen yang Jual Mahal Elpiji 12 Kg

Jakarta -PT Pertamina (Persero) siap mencabut izin para agen yang melakukan kecurangan atas penjualan gas elpiji 12 kg. Baik itu menjual lebih mahal, menimbun ataupun melakukan oplosan. Ini dianggap merupakan sanksi yang tepat.

Hal itu diungkapkan oleh Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/1/2014).


"Jika agen terbukti menjual Elpiji diatas ketentuan yang ditetapkan Pertamina, melakukan penimbunan, bahkan pengoplosan, Pertamina akan memperberat sanksi berupa pemutusan hubungan kerja secara langsung," ujarnya.


Dengan naiknya harga elpiji 12 kg dari Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung, akan membuat selisih harga yang semakin lebar dengan elpiji 3 kg. Ini tentunya akan dapat memicu aksi kecurangan yang hanya menguntungkan beberapa pihak.


Pertamina juga berencana akan menggelar operasi gabungan bersama aparat kepolisian. Terutama untuk memastikan tidak ada kecurangan penjualan dari agen elpiji.


"Untuk upaya pencegahan terjadinya penimbunan serta pengoplosan Elpiji, Pertamina akan menggelar operasi gabungan dengan aparat kepolisian di seluruh Indonesia," jelasnya.


Saat ini persero telah memasang spanduk terkait patokan harga elpiji pada setiap agen. Harusnya dapat menjadi acuan untuk para konsumen saat membeli gas.


"Pemasagan spanduk telah dilakukan hari ini di semua agen elpiji non subsidi 12 kg, akan diperluas pada agen elpiji subsidi 3 Kg. Dengan adanya patokan harga yang diumumkan tersebut maka potensi gelojak harga dapat ditekan seminimal mungkin," terang Ali.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Antisipasi Lonjakan Permintaan, Pasokan Elpiji 3 Kg Ditambah

Jakarta -PT Pertamina (Persero) menambah pasokan gas elpiji subsidi 3 kg. Ini dilakukan pasca kenaikan gas elpiji 12 kg pada 1 Januari 2014, di mana dari harga Rp 70.200 menjadi Rp 117.708 per tabung.

"Pasca kenaikan Elpiji non subsidi 12 Kg, Pertamina akan menambah pasokan Elpiji subsidi 3 Kg di pasaran," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir dalam keterangan tertulisnya, Minggu (5/1/2014).


Dengan naiknya harga gas elpiji 12 kg, memungkinkan terjadinya peralihan ke gas elpiji 3 kg. Untuk itu, Pertamina mempersiapkan lebih dulu pasokan elpiji 3 kg. Agar tidak terjadi kelangkaan.


"Ini untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan permintaan yang dimungkinkan dari adanya potensi migrasi oleh konsumen Elpiji non subsidi 12 Kg ke Elipji subsidi 3 Kg," terangnya.


Pertamina akan memaksimalkan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai tempat penjualan Elipiji baik yang subsidi 3 kg dan non subsidi 12 Kg. Sehingga masyarakat akan semakin mudah membeli elpiji di daerahnya masing-masing.


"Jadi masyarakat lebih mudah untuk membeli elpiji. Jika diperlukan, Pertamina juga siap melakukan operasi pasar," tegasnya.


Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan jika migrasi ke gas elpiji 3 kg terjadi maka anggaran subsidi akan kembali membengkak. Untuk tahun 2014, subsidi gas elpiji adalah sekitar Rp 36,7 triliun.


"Ingat subsidi sudah di atas Rp 30 triliun subsidi elpiji. Jadi kita nggak mau naik lagi. Tahun ini sama lah segitu, elpiji 3 kg kan nggak dinaikin harganya. Itu ketentuannya dari Dirjen Migas," ungkap Bambang.


(mkl/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Harga Elpiji 12 Kg di Pengecer Rp 140.000, Warga Beli Langsung ke Agen

Jakarta -Masyarakat mulai sadar imbas naiknya harga elpiji 12 kilogram (kg). Harga jual elpiji 12 kg yang menembus Rp 140.000 di pengecer membuat warga memilih beli langsung di agen elpiji.

Pasalnya, selisih harga jual di agen ini tidak berbeda jauh dengan harga yang dipatok PT Pertamina (Persero) yaitu di kisaran Rp 120.000 sampai Rp 130.000. Salah satu pengecer elpiji di bilangan Warung Jati, Jakarta Sekatan, bernama Pipit mengalami hal ini.


"Dulu tetangga yang jualan nasi padan beli elpiji di sini. Tapi setelah harga naik dia beli gas di agen karena lebih murah," katanya ketika ditemui detikFinance, Sabtu (4/1/2014).


Masyarakat pun banyak yang mengeluh karena harga gas naik. Yang jadi sasaran keluhan masyarakat adalah pihak agen yang biasanya menyalurkan elpiji ke masyarakat.


Menurut salah satu agen elpiji di Kalibata Timur, Jakarta Selatan, sudah banyak warga yang meminta agen menurunkan harga jual. Namun agen juga tidak bisa berbuat banyak karena harga tersebut sudah dipatok oleh Pertamina.


Agen hanya bisa meraup untung tipis, karena harga tersebut tiba-tiba naik di awal tahun belum lagi ditambah ongkos kirim dari depo Pertamina ke lokasi si agen elpiji. Maka dari itu baik agen elpiji maupun masyarakat tidak punya pilihan lain.


"Mau enggak mau masyarakat juga harus beli. Di sini permintaan relatif stabil. Kalau sebelum harga naik biasanya bisa jual 30 tabung, sekarang masih bisa jual 25 tabung setiap harinya," kata agen elpiji yang tidak mau disebutkan namanya itu.


Ia lebih khawatir kepada dampak turunan dari naiknya harga elpiji 12 kg ini, salah satunya yaitu harga jual makanan yang dipastikan ikut naik.


"Ya jelas khawatir, karena kalau elpiji naik harga makanan sudah pasti akan ikut naik juga," ujarnya.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Hasil Rapat Wapres Soal Elpiji Akan Diumumkan SBY Besok

Jakarta -Hasil rapat pemerintah dan instansi terkait soal lonjakan harga elpiji 12 kg di Sekretariat Wakil Presiden dirahasiakan. Besok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membeberkan semuanya.

Sebelum mengumumkan, SBY akan menggelar rapat terlebih dahulu, seperti yang sudah dilakukan Wakil Presiden Boediono hari ini bersama kementerian dan instansi terkait.


"Pokoknya besok datang rapat di Halim, Pak Presiden (SBY) akan menyampaikan," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa usai konferensi pers di Sekretariat Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (4/1/2013).


Siang tadi Boediono sudah mengadakan rapat terbatas bersama sejumlah menteri dan instasi terkait naiknya harga elpiji 12 kg. Rapat yang berlangsung dari sejak tengah hari itu berlangsung cukup lama, yaitu selesai sekitar pukul 17.00 WIB lewat.


Setelah menunggu lama, Boediono pun langsung menggelar jumpa pers yang sempat molor dari jadwal semula pukul 14.00 WIB. Hasil rapat ternyata dirahasiakan dan akan dilaporkan terlebih dahulu kepada SBY besok.


Ia menyampaikan pengumuman itu sambil didampingi Hatta, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri ESDM Jero Wacik, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.


Selesai pengumuman, semua pihak meninggalkan ruangan tanpa ada yang bisa diminta keterangan lebih lanjut mengenai hasil rapat tersebut.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Hasil Rapat Elpiji Dirahasiakan, Hatta: Pokoknya Baik untuk Masyarakat

Jakarta -Hasil rapat pemerintah dan instansi terkait soal lonjakan harga elpiji 12 kg di Sekretariat Wakil Presiden dirahasiakan. Seluruh peserta rapat yang terdiri dari menteri dan eksekutif itu tak mau banyak buka mulut.

"Pokoknya baik untuk masyarakat," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa ketika ditanya mengenai hasil rapat yang sudah memakan waktu setengah hari itu oleh wartawan usai konferensi pers, Sabtu (4/1/2014).


Meski terus didesak untuk memberi bocoran, Hatta hanya bergeming dan menjawab sesekali dengan singkat. "Ya besok lah," ujarnya.


Wapres RI Boediono menyampaikan dalam konferensi pers itu bahwa hasil rapat ini akan belum bisa diumumkan dan akan dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) besok sebelum diumumkan ke masyarakat.


"Pokoknya besok datang rapat di Halim, Pak Presiden (SBY) akan menyampaikan," ujarnya.


Ketika ditanya apakah keputusan yang baik untuk masyarakat adalah elpiji 12 kg batal naik? "Jangan menyimpulkan sendiri," ujarnya


Seperti diketahui, siang tadi Boediono mengadakan rapat terbatas bersama sejumlah menteri dan instasi terkait naiknya harga elpiji 12 kg.Next


(ang/gah)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Hasil Rapat Wapres Soal Elpiji Dirahasiakan, Dibahas Lagi Bersama SBY Besok

Jakarta -Siang tadi Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Boediono mengadakan rapat terbatas bersama sejumlah menteri dan instansi terkait naiknya harga elpiji 12 kg. Hasil rapat ini dirahasiakan dan akan dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) besok sebelum diumumkan ke masyarakat.

Rapat yang berlangsung dari sejak tengah hari tadi berlangsung cukup lama, yaitu selesai sekitar pukul 17.00 WIB lewat. Setelah menunggu lama, Boediono pun langsung menggelar jumpa pers yang sempat molor dari jadwal semula pukul 14.00 WIB.


Menurut Boediono, rapat tadi membahas secara detail kebijakan baru yang diumumkan Pertamina mengenai elpiji.


"Kita bahas secara mendalam, ketersediaan, hambatan di lapangan, dan sistem distribusi. Kami juga mendengar laporan-laporan dari lapangan, kami juga mengecek segi pandangan para menteri," ujar Boediono di Sekretariat Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (4/1/2013).


"Dan akhirnya kita menyimpulkan laporan yang akan kita laporkan ke presiden besok. Besok akan ada rapat dengan Pak Presiden dengan menteri-menteri terkait," katanya.


Boediono menyampaikan pengumuman itu sambil didampingi Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri ESDM Jero Wacik, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.


(ang/gah)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Kisah Sido Muncul Jualan Jamu ke Luar Negeri Hingga Melantai di Bursa Saham

Jakarta -PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) merupakan satu-satunya perusahaan jamu Indonesia yang melantai di bursa saham tanah air. Selain ingin memperoleh suntikan modal, langkah Sido Muncul ini juga untuk menunjukkan eksistensinya di pasar global.

Presiden Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menjelaskan pihaknya saat ini mampu tumbuh menjadi perusahaan jamu modern dan raksasa dengan 200 jenis produk. Bahkan pangsa pasar produk Sido Muncul seperti Tolak Angin hingga kopi tembus berbagai belahan dunia seperti ASEAN, Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah dan Afrika.


"Sekarang Anda lihat semua jamu diekspor ke mana-mana bahkan diimpor negeri-negeri maju. Bahkan mereka yang berpergian seperti wisatawan banyak yang bawa Tolak Angin. Saya rasa masa depan industri jamu akan bersinar," Irwan saat diskusi di Rumah Makan Sari Kuring SCBD Jakarta, Sabtu (4/1/2014).


Irwan bercerita saat memperkenalkan produk unggulan perusahaan yakni jamu cair Tolak Angin pada tahun 1990an. Respons pasar dan industri farmasi dan jamu sangat negatif.


Berkat kerja keras tim di Sido Muncul, jamu Tolak Angin menjadi idola di dalam dan luar negeri serta banyak diikuti oleh industri farmasi Indonesia.


"Kalau rasanya enak dan mengolahnya benar secara logika pasti laku. Kita menemukan dan waktunya tepat pasti jamu jadi produk luar biasa seperti produk Tolak Angin. Tahun 90-an mana ada yang mau buat produk jamu masuk angin. Sekarang pabrik farmasi pada buat," sebutnya.


Dengan ketekunan, Irwan yang bergabung pada tahun 1970-an, itu mulai bekerja di Sido Muncul yang masih dianggap perusahaan kecil dengan omset Rp 900.000 per bulan. Next


(feb/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Harga Elpiji 12 Kg di Pengecer Rp 140.000, Warga Beli Langsung ke Agen

Jakarta -Masyarakat mulai sadar imbas naiknya harga elpiji 12 kilogram (kg). Harga jual elpiji 12 kg yang menembus Rp 140.000 di pengecer membuat warga memilih beli langsung di agen elpiji.

Pasalnya, selisih harga jual di agen ini tidak berbeda jauh dengan harga yang dipatok PT Pertamina (Persero) yaitu di kisaran Rp 120.000 sampai Rp 130.000. Salah satu pengecer elpiji di bilangan Warung Jati, Jakarta Sekatan, bernama Pipit mengalami hal ini.


"Dulu tetangga yang jualan nasi padan beli elpiji di sini. Tapi setelah harga naik dia beli gas di agen karena lebih murah," katanya ketika ditemui detikFinance, Sabtu (4/1/2014).


Masyarakat pun banyak yang mengeluh karena harga gas naik. Yang jadi sasaran keluhan masyarakat adalah pihak agen yang biasanya menyalurkan elpiji ke masyarakat.


Menurut salah satu agen elpiji di Kalibata Timur, Jakarta Selatan, sudah banyak warga yang meminta agen menurunkan harga jual. Namun agen juga tidak bisa berbuat banyak karena harga tersebut sudah dipatok oleh Pertamina.


Agen hanya bisa meraup untung tipis, karena harga tersebut tiba-tiba naik di awal tahun belum lagi ditambah ongkos kirim dari depo Pertamina ke lokasi si agen elpiji. Maka dari itu baik agen elpiji maupun masyarakat tidak punya pilihan lain.


"Mau enggak mau masyarakat juga harus beli. Di sini permintaan relatif stabil. Kalau sebelum harga naik biasanya bisa jual 30 tabung, sekarang masih bisa jual 25 tabung setiap harinya," kata agen elpiji yang tidak mau disebutkan namanya itu.


Ia lebih khawatir kepada dampak turunan dari naiknya harga elpiji 12 kg ini, salah satunya yaitu harga jual makanan yang dipastikan ikut naik.


"Ya jelas khawatir, karena kalau elpiji naik harga makanan sudah pasti akan ikut naik juga," ujarnya.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Harga Elpiji 12 Kg di Pengecer Rp 140.000, Warga Beli Langsung di Agen

Jakarta -Masyarakat mulai sadar imbas naiknya harga elpiji 12 kilogram (kg). Harga jual elpiji 12 kg yang menembus Rp 140.000 di pengecer membuat warga memilih beli langsung di agen elpiji.

Pasalnya, selisih harga jual di agen ini tidak berbeda jauh dengan harga yang dipatok PT Pertamina (Persero) yaitu di kisaran Rp 120.000 sampai Rp 130.000. Salah satu pengecer elpiji di bilangan Warung Jati, Jakarta Sekatan, bernama Pipit mengalami hal ini.


"Dulu tetangga yang jualan nasi padan beli elpiji di sini. Tapi setelah harga naik dia beli gas di agen karena lebih murah," katanya ketika ditemui detikFinance, Sabtu (4/1/2014).


Masyarakat pun banyak yang mengeluh karena harga gas naik. Yang jadi sasaran keluhan masyarakat adalah pihak agen yang biasanya menyalurkan elpiji ke masyarakat.


Menurut salah satu agen elpiji di Kalibata Timur, Jakarta Selatan, sudah banyak warga yang meminta agen menurunkan harga jual. Namun agen juga tidak bisa berbuat banyak karena harga tersebut sudah dipatok oleh Pertamina.


Agen hanya bisa meraup untung tipis, karena harga tersebut tiba-tiba naik di awal tahun belum lagi ditambah ongkos kirim dari depo Pertamina ke lokasi si agen elpiji. Maka dari itu baik agen elpiji maupun masyarakat tidak punya pilihan lain.


"Mau enggak mau masyarakat juga harus beli. Di sini permintaan relatif stabil. Kalau sebelum harga naik biasanya bisa jual 30 tabung, sekarang masih bisa jual 25 tabung setiap harinya," kata agen elpiji yang tidak mau disebutkan namanya itu.


Ia lebih khawatir kepada dampak turunan dari naiknya harga elpiji 12 kg ini, salah satunya yaitu harga jual makanan yang dipastikan ikut naik.


"Ya jelas khawatir, karena kalau elpiji naik harga makanan sudah pasti akan ikut naik juga," ujarnya.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Hasil Rapat Wapres Soal Elpiji Akan Diumumkan SBY Besok

Jakarta -Hasil rapat pemerintah dan instansi terkait soal lonjakan harga elpiji 12 kg di Sekretariat Wakil Presiden dirahasiakan. Besok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan membeberkan semuanya.

Sebelum mengumumkan, SBY akan menggelar rapat terlebih dahulu, seperti yang sudah dilakukan Wakil Presiden Boediono hari ini bersama kementerian dan instansi terkait.


"Pokoknya besok datang rapat di Halim, Pak Presiden (SBY) akan menyampaikan," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa usai konferensi pers di Sekretariat Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (4/1/2013).


Siang tadi Boediono sudah mengadakan rapat terbatas bersama sejumlah menteri dan instasi terkait naiknya harga elpiji 12 kg. Rapat yang berlangsung dari sejak tengah hari itu berlangsung cukup lama, yaitu selesai sekitar pukul 17.00 WIB lewat.


Setelah menunggu lama, Boediono pun langsung menggelar jumpa pers yang sempat molor dari jadwal semula pukul 14.00 WIB. Hasil rapat ternyata dirahasiakan dan akan dilaporkan terlebih dahulu kepada SBY besok.


Ia menyampaikan pengumuman itu sambil didampingi Hatta, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri ESDM Jero Wacik, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.


Selesai pengumuman, semua pihak meninggalkan ruangan tanpa ada yang bisa diminta keterangan lebih lanjut mengenai hasil rapat tersebut.


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Hasil Rapat Elpiji Dirahasiakan, Hatta: Pokoknya Baik untuk Masyarakat

Jakarta -Hasil rapat pemerintah dan instansi terkait soal lonjakan harga elpiji 12 kg di Sekretariat Wakil Presiden dirahasiakan. Seluruh peserta rapat yang terdiri dari menteri dan eksekutif itu tak mau banyak buka mulut.

"Pokoknya baik untuk masyarakat," kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa ketika ditanya mengenai hasil rapat yang sudah memakan waktu setengah hari itu oleh wartawan usai konferensi pers, Sabtu (4/1/2014).


Meski terus didesak untuk memberi bocoran, Hatta hanya bergeming dan menjawab sesekali dengan singkat. "Ya besok lah," ujarnya.


Wapres RI Boediono menyampaikan dalam konferensi pers itu bahwa hasil rapat ini akan belum bisa diumumkan dan akan dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) besok sebelum diumumkan ke masyarakat.


"Pokoknya besok datang rapat di Halim, Pak Presiden (SBY) akan menyampaikan," ujarnya.


Ketika ditanya apakah keputusan yang baik untuk masyarakat adalah elpiji 12 kg batal naik? "Jangan menyimpulkan sendiri," ujarnya


Seperti diketahui, siang tadi Boediono mengadakan rapat terbatas bersama sejumlah menteri dan instasi terkait naiknya harga elpiji 12 kg.Next


(ang/gah)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Kisah Sido Muncul Jualan Jamu ke Luar Negeri Hingga Melantai di Bursa Saham

Jakarta -PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) merupakan satu-satunya perusahaan jamu Indonesia yang melantai di bursa saham tanah air. Selain ingin memperoleh suntikan modal, langkah Sido Muncul ini juga untuk menunjukkan eksistensinya di pasar global.

Presiden Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menjelaskan pihaknya saat ini mampu tumbuh menjadi perusahaan jamu modern dan raksasa dengan 200 jenis produk. Bahkan pangsa pasar produk Sido Muncul seperti Tolak Angin hingga kopi tembus berbagai belahan dunia seperti ASEAN, Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah dan Afrika.


"Sekarang Anda lihat semua jamu diekspor ke mana-mana bahkan diimpor negeri-negeri maju. Bahkan mereka yang berpergian seperti wisatawan banyak yang bawa Tolak Angin. Saya rasa masa depan industri jamu akan bersinar," Irwan saat diskusi di Rumah Makan Sari Kuring SCBD Jakarta, Sabtu (4/1/2014).


Irwan bercerita saat memperkenalkan produk unggulan perusahaan yakni jamu cair Tolak Angin pada tahun 1990an. Respons pasar dan industri farmasi dan jamu sangat negatif.


Berkat kerja keras tim di Sido Muncul, jamu Tolak Angin menjadi idola di dalam dan luar negeri serta banyak diikuti oleh industri farmasi Indonesia.


"Kalau rasanya enak dan mengolahnya benar secara logika pasti laku. Kita menemukan dan waktunya tepat pasti jamu jadi produk luar biasa seperti produk Tolak Angin. Tahun 90-an mana ada yang mau buat produk jamu masuk angin. Sekarang pabrik farmasi pada buat," sebutnya.


Dengan ketekunan, Irwan yang bergabung pada tahun 1970-an, itu mulai bekerja di Sido Muncul yang masih dianggap perusahaan kecil dengan omset Rp 900.000 per bulan. Next


(feb/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Hasil Rapat Wapres Soal Elpiji Dirahasiakan, Dibahas Lagi Bersama SBY Besok

Jakarta -Siang tadi Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Boediono mengadakan rapat terbatas bersama sejumlah menteri dan instansi terkait naiknya harga elpiji 12 kg. Hasil rapat ini dirahasiakan dan akan dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) besok sebelum diumumkan ke masyarakat.

Rapat yang berlangsung dari sejak tengah hari tadi berlangsung cukup lama, yaitu selesai sekitar pukul 17.00 WIB lewat. Setelah menunggu lama, Boediono pun langsung menggelar jumpa pers yang sempat molor dari jadwal semula pukul 14.00 WIB.


Menurut Boediono, rapat tadi membahas secara detail kebijakan baru yang diumumkan Pertamina mengenai elpiji.


"Kita bahas secara mendalam, ketersediaan, hambatan di lapangan, dan sistem distribusi. Kami juga mendengar laporan-laporan dari lapangan, kami juga mengecek segi pandangan para menteri," ujar Boediono di Sekretariat Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Sabtu (4/1/2013).


"Dan akhirnya kita menyimpulkan laporan yang akan kita laporkan ke presiden besok. Besok akan ada rapat dengan Pak Presiden dengan menteri-menteri terkait," katanya.


Boediono menyampaikan pengumuman itu sambil didampingi Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Chatib Basri, Menteri ESDM Jero Wacik, Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto.


(ang/gah)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»  

Kisa Sido Muncul Jualan Jamu ke Luar Negeri Hingga Melantai di Bursa Saham

Jakarta -PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) merupakan satu-satunya perusahaan jamu Indonesia yang melantai di bursa saham tanah air. Selain ingin memperoleh suntikan modal, langkah Sido Muncul ini juga untuk menunjukkan eksistensinya di pasar global.

Presiden Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menjelaskan pihaknya saat ini mampu tumbuh menjadi perusahaan jamu modern dan raksasa dengan 200 jenis produk. Bahkan pangsa pasar produk Sido Muncul seperti Tolak Angin hingga kopi tembus berbagai belahan dunia seperti ASEAN, Eropa, Amerika Serikat, Timur Tengah dan Afrika.


"Sekarang Anda lihat semua jamu diekspor ke mana-mana bahkan diimpor negeri-negeri maju. Bahkan mereka yang berpergian seperti wisatawan banyak yang bawa Tolak Angin. Saya rasa masa depan industri jamu akan bersinar," Irwan saat diskusi di Rumah Makan Sari Kuring SCBD Jakarta, Sabtu (4/1/2014).


Irwan bercerita saat memperkenalkan produk unggulan perusahaan yakni jamu cair Tolak Angin pada tahun 1990an. Respons pasar dan industri farmasi dan jamu sangat negatif.


Berkat kerja keras tim di Sido Muncul, jamu Tolak Angin menjadi idola di dalam dan luar negeri serta banyak diikuti oleh industri farmasi Indonesia.


"Kalau rasanya enak dan mengolahnya benar secara logika pasti laku. Kita menemukan dan waktunya tepat pasti jamu jadi produk luar biasa seperti produk Tolak Angin. Tahun 90-an mana ada yang mau buat produk jamu masuk angin. Sekarang pabrik farmasi pada buat," sebutnya.


Dengan ketekunan, Irwan yang bergabung pada tahun 1970-an, itu mulai bekerja di Sido Muncul yang masih dianggap perusahaan kecil dengan omset Rp 900.000 per bulan. Next


(feb/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!




readmore »»