"Juni ada perubahan sistem distribusi elpiji, nantinya beban biaya distribusi akan dibebankan ke konsumen, ini akan berakibat harga elpiji naik Rp 900-Rp 1.200 per tabung, rata-rata Rp 1.000 tergantung jaraknya," kata Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya ketika ditemui di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (22/4/2013).
Dikatakan Hanung, kenaikan harga elpiji 12 kg ini akan membuat Pertamina bisa mengurangi kerugian di bisnis elpiji Rp 450 miliar.
"Ini bisa kurangi kerugian Pertamina di bisnis elpiji sebesar Rp 450 miliar tahun ini," ungkapnya.
Namun pada dasarnya, di bisnis elpiji, terutama untuk tabung 12 kg, Pertamina diperkirakan akan rugi tahun ini Rp 5 triliun.
"Tapi kerugian kita aslinya tahun ini diperkirakan Rp 5 triliun, kuartal satu saja kita sudah rugi Rp 1 triliun, kita rugi karena Pertamina harus mensubsidi gas elpiji 12 kilogram Rp lebih dari Rp 5.000 per kilonya dan itu ditanggung Pertamina sendiri," tandasnya.
(rrd/dnl)
