Cash is the King Selain Don King

Jakarta - Coba kita sama-sama skenariokan dan bayangkan kejadian ini: tiba-tiba secara mendadak semua bank tutup tanpa pemberitahuan, sementara uang kita di tabungan dan ATM sudah menipis, berapa lama kira-kira kita bisa bertahan untuk membeli bahan makanan dan barang-barang darurat?

Ini bukan skenario yang tidak mungkin terjadi, apalagi di Indonesia. Dengan kondisi listrik yang masih banyak yang “byar-pret”, bisa saja komputer dan peralatan di bank tersebut mendadak korslet semua dan mati sehingga layanan bank menjadi tutup.


Atau masih ingat kejadian seperti 9/11di luar negri atau krismon 97-98 di Indonesia atau peristiwa tsunami di Aceh? Dalam kondisi yang genting seperti itu secara praktis perbankan dan bahkan mungkin pasar modal “tutup.”


Nah, kita tidak mau mendadak jadi tidak punya uang kan? Ini ada beberapa langkah mendasar yang harus dipersiapkan untuk berjaga-jaga bila hal ini terjadi.


Selalu punya Cash (dana tunai)

Perencana Keuangan selalu menganjurkan kliennya untuk menginvestasikan dana keuangan mereka di produk-produk keuangan seperti Obligasi, ORI, Sukuk, Sukuk Ritel, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Saham dan Campuran dan emas Logam Mulia yang termasuk ke dalam kategori investasi likuid yang bisa dijual cepat seperti halnya rekening tabungan dan deposito kita yang bisa ditarik lebih cepat lagi, dibandingkan investasi pada properti (rumah, apartemen, tanah) serta aset lainnya yang lebih membutuhkan waktu untuk dijual.


Ketika kondisi seperti di atas terjadi, bahkan investasi yang likuid alias mudah cair sekalipun tidak bisa membantu apa-apa ketika bursa dan perbankan tutup bahkan ambruk. Dalam kondisi seperti itulah pribahasa Cash is The King selalu berlaku.


Sehingga hanya uang tunai saja yang bisa kita pergunakan untuk transaksi seperti membeli makanan, mungkin pakaian dan minyak/bensin ketika kejadian ini terjadi. Itulah sebabnya kenapa persiapan dana darurat tunai sekarang seharusnya diperluas lagi tidak hanya dana yang ada di perbankan akan tetapi secara literal benar-benar kita memegang dana tunai.


So, rekomendasi saya mulai sekarang siapkan dana tunai cash untuk kebutuhan belanja kebutuhan selama satu atau dua minggu dari kebutuhan keluarga Anda. Simpan dana dalam pecahan Rp 50 ribu, Rp 20 ribu dan Rp 10 ribu, jangan menyimpan dalam pecahan Rp 100 ribu karena akan menyulitkan di saat dibutuhkan.


Beli Lemari Besi Kecil Tahan Api

Anda menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di rumah? Lemari pakaian terkunci saja tidak cukup. Kondisi terburuk bisa aja terjadi misalnya dicuri, kebakaran atau banjir. Lemari besi kecil yang tahan api bisa dipakai untuk menyimpan uang anda dan benda-benda berharga lainnya seperti perhiasan, surat-surat berharga dan lainnya.


Ingat, ketika beli lemari besi selalu cari lemari besi yang tahan api. Sebaiknya beli lemari besi yang berat sehingga tidak bisa dicuri lemarinya. Apabila dana terbatas dan membeli lemari besi kecil (seperti di hotel), pastikan lemari besi tersebut dibaut ke lemari pakaian atau ditanam ke lantai atau tembok kita sehingga tidak mudah dicuri. Lemari besi kecil seperti di hotel biasanya tidak tahan api.


Banyak dari kita mungkin berpikir, ah rempong alias ribet sekali harus ini itu. Yes, memang terdengar sulit atau ribet kalau hal tersebut belum terjadi, tapi percayalah, ketika kondisi yang saya ilustrasikan di atas terjadi, Anda akan berterima kasih kalau Anda sudah mempersiapkan uang tunai. Jangan lupa, Cash always the King, selain Don King dan juga Burger King (bukan iklan).


(ang/ang)