Astra Otoparts Bagi Dividen Rp 419 Miliar

Jakarta - Anak usaha Astra Group, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) sepakat untuk membagikan keuntungan perusahaan berupa dividen kepada para pemegang saham masing-masing sebesar Rp 87 per saham.

Besaran pembagian dividen tersebut akan diambil 39,8% atau sekitar Rp 419 miliar dari perolehan laba bersih tahun buku perseroan tahun 2012 sebesar Rp 1,053 triliun.


Kesepakatan itu sudah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) perseroan. Demikian dikatakan Direktur Astra Otoparts Robby Sani usai RUPST Perseroan yang diselenggarakan di Hotel Gran Melia, Kuningan, Jakarta, Rabu (17/4/2013).


"Dividen akan dibagikan pada tanggal 31 Mei 2013 kepada para pemegang saham perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal 17 Mei 2013 pukukl 1f.00 WIB," ujarnya.


Selain itu, perseroan juga menetapkan dana cadangan khusus sejumlah Rp 5 miliar yang diambil dari laba bersih tahun 2012.


Sisa laba bersih 2012 akan dicatat sebagai laba ditahan perseroan untuk digunakan sebagai modal kerja dan investasi.


Emiten berkode AUTO itu mencatat kenaikan laba bersih yang tipis di 2012 hanya sebesar 4,6% menjadi Rp 1,05 triliun dari tahun sebelumnya yang hanya mencatatkan laba bersih Rp 1,01 triliun.


Kenaikan laba bersih juga mendorong kenaikan laba bruto perseroan tahun 2012 menjadi Rp 1,36 triliun atau naik 9,6% dibanding tahun sebelumnya yang hanya Rp 1,24 triliun.


"Namun dengan adanya dampak dari kenaikan upah minimum dan biaya harga bahan baku yang tidak dapat dibebankan sepenuhnya kepada pelanggan menyebabkan kenaikan laba bruto tidak seiring dengan kenaikan pendapatan bersih," kata Darmawan


Darmawan mengatakan, kenaikan laba tersebut ditopang oleh naiknya pendapatan bersih perseroan sepanjang tahun 2012 sebesar Rp 8,28 triliun. Angka itu naik 12,4% dari pendapatan tahun sebelumnya yang hanya Rp 7,36 triliun.


Peningkatan pendapatan bersih terutama disebabkan oleh meningkatnya pasar otomotif khususnya kendaraan roda empat yang berdampak pada peningkatan penjualan perseroan ke segmen pasar pabrikan atau industri otomotif.


Peningkatan kapasitas produksi dengan membangun pabrik-pabrik baru juga meningkatkan penjualan di segmen pasar suku cadang pengganti atau replacement market.


Sementara itu, beban usaha juga ikut naik menjadi Rp 880,74 miliar atau naik 22,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 718,05 miliar.


Kenaikan beban usaha ini disebabkan karena peningkatan kegiatan promosi untuk meningkatkan penjualan di segmen pasar suku cadang pengganti atau replacement market dan juga peningkatan komponen gaji dan kesejahteraan sejalan dengan upaya perseroan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan serta adanya penambahan karyawan baru.


(ang/ang)