KEN Tidak Pernah Sebut Kenaikan Harga BBM 5 Mei 2013

Surabaya - Komite Ekonomi Nasional (KEN) sudah dua hari melakukan perjalanan kunjungan kerja ke Surabaya. Selain bertemu Walikota Surabaya, juga memenuhi undangan dari salah satu perusahaan media cetak Jawa Pos di Gedung Graha Pena Jalan A Yani. Di situ, Ketua KEN justru disambut banyak pertanyaan soal rencana kenaikan tarif BBM oleh pemerintah.

Chairul Tanjung mendapat banyak pertanyaan dan dimintai pendapat soal subsidi BBM. Mulai dari perkiraan inflasi yang bakal muncul jika tarif BBM jadi naik, hingga berbagai pilihan usulan untuk pemerintah.


"Mungkin ada keluar pertanyaan mengenai rencana kenaikan tarif BBM per tanggal 5 Mei 2013," kata Ishadi, salah seorang anggota KEN saat ditemui di Shangri-La Hotel Surabaya, Sabtu (20/4/2013).


Kegalauan tentang kenaikan tarif BBM rasa-rasanya tak hanya berlaku bagi pemerintah. Di kalangan para pelaku media, termasuk jurnalis juga muncul banyak pertanyaan untuk disampaikan kepada masyarakat.


Benar saja, tak sedikit curhatan para jurnalis (saat di ruangan bersama belasan anggota KEN) menanyakan, kapan sih pemerintah memutuskan jadi atau tidak kenaikan tarif BBM?


"Sejauh yang saya ketahui, Pak Chairul Tanjung sebagai Ketua KEN tidak pernah menyebutkan apapun," tambah Ishadi.


Sebelumnya Chairul Tanjung memang sempat menyampaikan, lanjut dia, keputusan kenaikan tarif BBM dianggap sangat strategis. Dampaknya terhadap aktivitas politik maupun ekonomi bangsa sangat tergantung atas keputusan ini.


Ishadi juga mengatakan, pengalaman-pengalaman sebelumnya menyebutkan, bahwa setiap kenaikan tarif BBM menimbulkan permasalahan yang luar biasa. Terutama terhadap angka inflasi negara.


"Karena itu, kami mengerti Presiden SBY sangat berhati-hati untuk memutuskan mengenai bentuk upaya penyelamatan APBN. Wacana kenaikan tarif BBM ini sudah berlangsung 2 tahun lebih. Bahwa BBM akan terus menerus naik sehingga tidak mungkin lagi bisa ditunjang dengan konsep subsidi," jelas dia.


Maka itu, KEN maklum bila pemerintah terlihat alot membuat keputusan ini.


"Pak Chairul Tanjung mengatakan, naik atau tidak naiknya tarif BBM, berikut tanggalnya itu hanya Presiden SBY yang tahu. Presiden SBY masih melakukan penyelidikan, memerintahkan para menterinya untuk melakukan evaluasi, analisis yang mendalam mengenai dampak sosial dan politik jika terpaksa tarif BBM harus naik," kata Ishadi lagi.


Wacana terkait rencana kenaikan tarif BBM memang tidak secara konkret dibahas dalam forum tersebut. Namun, wacana itu diakui Ishadi sudah menjadi bahasan di lingkungan KEN meski harus hati-hati.


"Makanya kita harus hati-hati melihatnya. Keputusan terkait jadi atau tidaknya tarif BBM naik, sangat strategis dampaknya bagi masyarakat," pungkas Ishadi.


Diskusi dan obrolan di salah satu ruangan meeting Jawa Pos berlangsung sangat menarik. Di situ, belasan anggota KEN yang terdiri dari Aviliani, Badia Perizade, Ishadi S.K, Syafii Antonio, James T Riady, Peter F Gontha, Ninasapti Triaswati, Hermanto Siregar, Chris Kanter, Didik J Rachbini, Suahasil Nazara, Erwin Aksa, Sandiaga Uno, dan Djisman Simandjuntak mendapat masukan-masukan dan usulan yang bermanfaat dan mencerdaskan.


(nrm/dnl)