Bank BJB Catat Laba Rp 372 Miliar Dalam Tiga Bulan

Jakarta - PT Bank Jabar Banten Tbk (BJB) mencatat kenaikan laba bersih 37,5% menjadi Rp 372 miliar di triwulan I-2013 dibanding periode yang sama 2012.

"Pencapaian ini ditopang dua sisi yakni oleh pendapatan bunga dan biaya dana yang menurun," kata Direktur Utama BJB Bien Subiantoro dalam paparan kinerja triwulan I-2013 BJB seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (19/4/2013).


Dia menjelaskan pendapatan bunga meningkat dikontribusikan oleh pertumbuhan kredit sebesar 36 persen menjadi Rp 37,8 triliun secara year on year (tahun ke tahun) sehingga memacu perolehan laba.


Selain itu, kata dia, BJB juga melakukan pemangkasan biaya dana mahal atau deposito, dari yang berjumlah Rp 32,3 triliun pada triwulan pertama 2012 menjadi Rp 22,62 triliun pada triwulan pertama 2013, atau turun 30,1%.


Sedangkan dana murah giro meningkat 28,5% tahun ke tahun menjadi 15,4 triliun dan tabungan meningkat 42,5% tahun ke tahun menjadi Rp 7,1 triliun. "Dengan pemangkasan dana mahal turut berkontribusi terhadap perolehan laba," kata dia.


Sementara itu, lanjut Bien, total aset BJB mencapai Rp 68,4 triliun atau meningkat 7,4%. Sektor Kredit Pemilikan Rumah (KPR) itu tumbuh paling tinggi mencapai Rp2,287 triliun atau tumbuh 244 persen.


Selain kredit KPR, salah satu sumber pertumbuhan bank itu adalah sektor kredit produktif khususnya fokus pada penyaluran kredit mikro.


"Posisi kredit mikro pada semester I-2013 sebesar Rp 5,1 triliun, atau tertinggi dari pertumbuhan mikro selama ini. Hal ini tidak lepas dari layanan Waroeng BJB," katanya.


Sementara itu, pertumbuhan kredit KPR BJB saat ini telah mampu bersaing dengan institusi yang sama yang telah lebih dulu menggarap sektor itu.


"Kredit KPR sudah head to head dengan perbankan lain yang telah lebih dulu ada di kredit perumahan, kami sudah masuk di hampir semua pengembang besar yang ada," kata Bien.


Pertumbuhan juga dicatat dari penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank pembangunan daerah itu juga tumbuh menjadi Rp 48,6 triliun.


"Laju pertumbuhan kinerja pada semester pertama ini mendorong peningkatan laba menjadi Rp 372 miliar," katanya.


(ang/dnl)