Ini Saran Pakar Marketing Hermawan Kertajaya untuk Merpati

Jakarta - Pakar Marketing Hermawan Kertajaya memiliki pandangan terhadap BUMN yang tengah dirundung masalah internal seperti PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Merpati kini masih dililit utang hingga Rp 6 triliun dan terancam ditutup pemerintah.

Hermawan menilai, pasar industri penerbangan di Indonesia masih terbuka luas. Untuk bisa menangkap peluang itu, Merpati harus mencari pasar atau rute baru di luar rute yang telah eksis dan diterbangi oleh maskapai full service seperti Garuda Indonesia, medium service seperti Sriwijaya Air atau low cost carrier seperti Lion Air.


"Pasarnya Masih gede, growth masih kecil masih banyak orang pergi dari satu titik ke titik lain. Masih banyak rute yang perlu di buka dari point to point, seperti Bandung ke Bali, point to point, tidak melalui Jakarta atau Surabaya (Hub). Jadi kalau digali terus masih banyak kebutuhan," tutur Hermawan usai acara BUMN Marketeers Club, di Kantor Pusat PT Pelni (Persero), Jakarta, Jumat (19/4/2013).


Peluang di industri penerbangan nasional ini, sejalan dengan perekonomian Indonesia yang terus tumbuh. Namun menurut CEO Founder & CEO of MarkPlus, Inc ini, perlu ada sosok direksi yang kuat dan handal untuk melakukan restrukturisasi di internal Merpati agar bisa bersaing dan menangkap peluang bisnis di industri aviasi ini.


"Ini perlu sentuhan orang yang luar biasa. Merpati perlu sentuhan yang kuat. Di dalamnya perlu direstrukturisasi supaya keluarnya mencari rute-rute yang tidak dilakukan orang lain, supaya tidak mengikuti rute yang ada," tambahnya.


Pada kesempatan yang sama, ia mengaku kurang sependapat dengan opsi menutup Merpati. Menurutnya, diperlukan sebuah BUMN penerbangan yang tidak hanya sekedar berorientasi keuntungan untuk masuk dan melayani ke rute-rute baru yang belum dimasuki atau tersentuh transportasi atau rute perintis.


"BUMN itu kan memang semuanya punya emosional dan historikal dan tidak boleh dibunuh begitu saja, karena memang kita tidak perlu tiru Philippine Airlines. Itu akhirnya swasta. Itu dijual ke swasta," tegasnya.


(feb/hen)