Jika Pemegang Saham Tak Dapat Dividen, Saham Apple Bakal Terus Anjlok

New York - Analis memperkirakan saham Apple masih bisa jatuh lagi dari posisinya yang saat ini sudah cukup rendah. Teurtama, jika dalam laporan kinerja kuangan pekan depan Apple tidak akan membagikan dividen kepada pemegang saham.

"Jika mereka (Apple) tidak mengumumkan adanya pembagian dividen pada laporan kinerja keuangan pekan depan, Anda bisa melihat sahamnya kembali merosot," kata Senior Manajer Portofolio dari AlphaOne Capital Partners kepada CNBC, Jumat (19/4/2013).


Ia menilai, saham Apple yang saat ini sudah berada di bawah US$ 400 per lembar masih bisa merosot lebih dalam lagi, sekitaf 20%. Padahal, posisi saat ini saja sudah anjlok 40% dari posisi tertingginya US$ 700 per lembar akhir tahun lalu.


"Dalam jangka pendek, jujur saja, hal yang sangat ditunggu-tunggu adalah pembagian dividen, ada keuntungan bagi para pemegang saham," jelasnya.


Selama ini, Apple menjadi perusahaan 'sombong' yang tidak pernah mau berbagi keuntungan dengan pemegang saham. Sejak alamarhum Steve Jobs memegang lagi kendali Apple, para pemegang saham belum pernah dapat bonus berupa dividen yang diambil dari laba perusahaan tersebut, meski produsen iPhone itu meraup laba fantastis.


Awal tahun ini, Apple sudah diprotes oleh banyak investornya gara-gara harga sahamnya yang terus anjlok. Menanggapi hal itu, CEO Apple Tim Cook memberikan sinyal bahwa produsen iPad itu sedang 'serius mempertimbangkan' untuk membagikan kas perusahaan ke pemegang sahamnya.


Pada penutupan perdagangan Kamis waktu setempat atau Jumat dini hari, saham Apple kembali terpangkas 10,75 poin (2,67%) ke level US$ 392,05 per lembar. Apple pun tak lagi memegang predikat sebagai perusahaan paling mahal di dunia.


"Satu hal yang pasti adalah saat ini Apple tidak punya produk-produk yang menyasar seluruh pangsa pasar, dan itulah yang dilakukan Samsung. Mereka (Apple) tidak memproduksi ponsel untuk kalangan menengah dan menengah ke bawah, tidak seperti Samsung yang juga bekerjasama dengan berbagai operator telekomunikasi," katanya.


Meski sahamnya terus anjlok, para pemegang saham Apple tetap optimistis hal ini hanya sementara. Sahamnya dipercaya akan bangkit kembali pada musim panas ini seiring dengan berbagai produk baru yang siap diluncurkan.


Namun sayangnya, banyak analis menilai, produk Apple yang akan diluncurkan dalam waktu dekat tidak akan se-'heboh' zamannya Steve Jobs, sehingga tidak akan mengubah perilaku konsumen.


Niles menambahkan, Apple perlu mengubah pola pikirnya dari perusahaan ekslusif menjadi perusahaan yang mengerti kebutuhan pelanggan, seperti produk yang lebih terjangkau sehingga bisa bersaing ketat dengan kompetitornya.


(ang/dnl)