Yono, Chef Asal Solo yang Sukses Jualan Gado-gado Sampai ke New York

Jakarta - Kesuksesan memang bukan hal yang mudah diraih. Namun, semua bisa dicapai dengan kerja keras dan pantang menyerah.

Setidaknya ada 3 kunci utama yang mampu mengantarkan Widjiono Yono Purnomo menjadi chef sukses di New York, Amerika Serikat (AS), yaitu jangan malas, jangan sombong, dan jangan malu.


Tiga kata ‘ajaib’ Yono, sapaan akrab chef asal Solo ini terbukti ampuh. Kini, ia punya 2 restoran masakan Indonesia di New York, AS.


“Kuncinya jangan malas, jangan sombong, dan jangan malu, dan ikuti kata hatimu karena tidak ada yang tahu akan jadi apa kamu, begitu kamu jatuh, bangun lagi, jatuh, bangun lagi, terus sampai bangkit tegak berdiri dan jadi orang,” kata Yono seraya bercerita kepada detikFinance, saat ditemui di JCC Senayan, seperti dikutip Rabu (21/8/2013).


Yono mengawali kariernya dengan menjadi seorang pelayan di sebuah restoran dan menjadi bartender di New York, AS, sebelum akhirnya menjadi chef sukses ternama di sana.


“Pertama bekerja di sebuah restoran sebagai pelayan, sekarang jadi pemilik restoran, awal di New York tahun 1971 awalnya sebagai pekerja jadi waitress dan bartender, saya dulu bukan chef,” kata dia.


Di awal tahun 1971, Yono yang lahir di Solo ini ‘terbang’ ke New York, AS, dengan membawa setumpuk harapan bisa meraih sukses di negeri orang. Dengan modal kecintaannya terhadap masakan Indonesia, pria berusia 63 tahun lulusan Akademi Perhotelan Negara di Bandung ini bercita-cita mengembangkan kuliner Indonesia ke kancah dunia.


Benar saja, makanan-makanan asli Indonesia seperti sate, gado-gado, rendang, gulai, kolak pisang, opor ayam, bakmi goreng, dan nasi goreng kian digemari masyarakat setempat.


“Sekarang saya punya 2 restoran di sana, mereka banyak suka masakan kita karena sangat enak, sehat. Di sana banyak digemari masakan-masakan kita. Dari Solo saya pergi ke Bandung untuk sekolah, lulus dari sana kerja 7 tahun di Bandung terus menikah, setelah itu saya bersama istri dan keluarga pergi ke New York dan menetap di sana,” terangnya.


Yono berpesan, bermimpilah selagi bisa bermimpi karena setiap orang bisa meraih kesuksesan dari mana pun asalnya. Optimis juga perlu dibangun agar mimpi bisa jadi nyata.


“Waktu saya masih muda, saya bermimpi bisa ke luar negeri, dan suatu saat nanti saya akan tunjukan kepada dunia siapa saya, dan sekarang saya bisa membuka bisnis sebagai siapa saya, dan saya pikir ini mimpi bisa menjadi nyata,” ujar Yono.


(drk/ang)