Foto: CNBC
Jakarta - Pada malam panjang 15-16 Maret 2013 lalu, Menteri Keuangan Republik Siprus menerima kesepakatan bailout untuk negaranya yang dililit utang yang sangat besar dan menyebabkan Uni Eropa kembali ke masa krisis dengan cepatnya.
Dengan utang negara yang menumpuk, Menteri Keuangan Sprus Michael Sarris meminta bantuan ke Rusia. Rusia sendiri memiliki kepentingan dalam membantu negara tersebut. Banyak bisnis Rusia yang telah terdaftar di Siprus yang mendapatkan keuntungan dari lunaknya undang-undang pajak setempat.
European Central Bank (ECB) alias Bank Sentral Eropa telah menambahkan tekanan dengan menyatakan bahwa mereka tidak akan memperpanjang dana darurat likuiditas untuk bank-bank Siprus.
Waktu terus berjalan, dan prospek negara keluar dari Uni Eropa atau gagal bayar utang semakin terbuka lebar. Klik ini di bawah ini untuk melihat bagaimana krisis ini berjalan seperti dikutip dari CNBC, Rabu (26/3/2013).