“Dulu giant sea wall akan dimulai 2020. Saya bilang nggak, tahun depan. Waktu di Kemenko Perekonomian saya minta kepada menteri-menteri yang terkait. Itu (proyek giant sea wall) untuk tetap memimpin harus dari DKI. Saya sudah sampaikan itu,” tutur pria yang akrab disapa Jokowi ini ketika ditemui detikFinance akhir pekan lalu.
Mantan Walikota Solo ini beralasan, proyek yang ditaksir bernilai Rp 280 triliun ini harus segera dikerjakan karena kondisi DKI yang sudah dikepung persoalan banjir dan penurunan tanah di utara Jakarta sudah memprihatinkan.
“Itu dibutuhkan, kita kejar-kejaran dengan waktu,” tambahnya.
Selain mega proyek giant sea wall, Jokowi menjelaskan, program infrastruktur penanganan banjir DKI seperti pembangunan sodetan di Banjir Kanal Timur, deep tunnel dan bendungan raksasa di Ciawi juga tetap dijalankan dan dibangun secara terintegrasi.
“Semua dijalankan terintegrasi dan ingin cepat kita mulai. Sodetan tahun ini,” pungkasnya.
(feb/ang)