Kondisi Politik yang Damai Bisa Dorong Perekonomian RI

Jakarta -Pergerakan ekonomi Indonesia ke depan akan ditentukan oleh situasi politik. Jika situasi memanas, maka ekonomi bisa terganggu, begitu juga sebaliknya.

Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat beberapa waktu ke belakang. Saat kedua kubu politik, Koalisis Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH), berebut kursi di DPR pasar keuangan langsung anjlok.


Namun setelah kemarin Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan mantan rivalnya di pemilu presiden (pilpres) Prabowo Subianto, dan berlangsung damai, pasar keuangan langsung sumringah.


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melonjak, rupiah pun menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, mengatakan kondisi politik Indonesia yang memanas bisa mengganggu perekonomian.


"Situasi politik saat ini memberikan hambatan bagi aktifitas investasi nasional. Para investor menunda realisasi rencana investasi mereka di Indonesia. Hal ini dipicu oleh beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh parlemen yang ternyata mendapatkan respons negatif dari pasar. Bila Indonesia terus berkutat dengan kondisi politik yang memanas, perekonomian akan melemah," katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/10/2014).


“Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi global, di mana stabilitas politik adalah prasyarat yang utama. Deputi Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengatakan bahwa proses politik di Indonesia memberikan kontribusi yang signifikan bagi pelemahan parameter-parameter ekonomi nasional. Banyak orang merasa khawatir atas perkembangan situasi politik domestik yang terjadi," tambahnya.


Menurut hasil riset terbaru dari Grant Thornton International Business Report (IBR), optimisme para pelaku bisnis Indonesia terhadap kondisi ekonomi dan lingkungan bisnis dilaporkan stagnan pada posisi 48% untuk kuartal ketiga tahun ini. Tapi posisinya masih berada di atas rata-rata optimisme para pelaku bisnis global yang berada pada posisi 43%.Next


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!