Tak Seperti Jakarta, Warga di Daerah Sulit Nikmati BBG Rp 3.500

Jakarta - Rencana pemerintah menaikkan harga premium mobil pribadi antara Rp 6.500-Rp 7.000 per liter membuat masyarakat mulai melirik bahan bakar lebih murah dan tanpa beban subsidi yakni gas/CNG (compressed natural gas) Rp 3.500 per liter setara premium (lsp). Sayangnya, warga di daerah sulit bisa nikmati BBG/CNG ini.

Dikatakan Direktur Pengusahaan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Jobi Triananda, warga yang tinggal di Jawa-Sumatera sekarang ini bisa menikmati BBG yang harganya murah hanya Rp 3.500 lsp sementara warga di Lampung, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan banyak lagi tidak bisa.


"Saat ini BBG seperti hanya khusus dinikmati daerah-daerah yang mempunyai infrastruktur pipa gas seperti di Jakarta, Palembang, Surabaya, sehingga bisa dibangun SPBG yang menjual BBG/CNG harga Rp 3.500 lsp," ujar Jobi ketika dihubungi, Rabu (17/4/2013).


Sementara daerah yang tidak memiliki pasokan gas, sulit menikmati BBG karena perusahaan infrastruktur pipa gas tidak bisa mengembangkan atau tidak mau berinvestasi di daerah yang tidak ada jaminan pasokan gas yang terus menerus.


"Seperti di Kalimantan, penghasil gas, tapi infrastruktur pipa nya tidak ada, kenapa karena gas yang dihasilkan disana sudah dikontrak selama 20 tahun lebih untuk diekspor ke luar negeri, kalau kita (PGN) mau bangun pipa gas di sana, mau diisi apa pipa kita? Begitu pula dengan daerah lain," ungkapnya.


Yang jadi masalah kata Jobi, ketika harga BBM subsidi dinaikkan bahkan bisa mendekati harga keekonomiannya Rp 9.500 per liter, orang tanpa disuruh pun pasti akan beralih ke BBG dengan harga Rp 3.500 per slp yang tanpa beban subsidi negara sama sekali.


"Tapi sayangnya warga di daerah sulit bisa nikmati BBG yang murah ini," tandasnya.


(rrd/dnl)