Pemerintah Ragu Naikkan Harga BBM, Spekulan Justru Dapat Untung

Jakarta - Pemerintah masih kebingungan menyusun skema kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Padahal alokasi untuk subsidi BBM sudah jelas memberatkan beban APBN.

Wakil Ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan dengan keraguan sikap pemerintah untuk segera manikan harga BBM, maka yang diuntungkan adalah para spekulan atau oknum-oknum tertentu.


"Dengan keraguan sikap pemerintah, sudah ada oknum-oknum yang saat ini sudah menimbun BBM. jadi cara ini untungnya kan lumayan. sekarang mereka beli di harga Rp 4.500/liter, nanti setelah naik dijual dengan harga yang lebih tinggi dari Rp 4.500," ujar Sarman saat dihubungi detikFinance, Jumat (10/05/2013).


Selain itu ia juga mengatakan gembar-gembor kenaikan harga saja sudah menimbulkan spekulasi dipasar. Akibatnya, harga pangan mulai merangkak naik.


"Artinya begini harga BBM belum naik saja barang-barang pokok sudah naik apalagi BBM naik. Isu kenaikan BBM jelas berpengaruh terhadap psikologi pasar yang tentu saat ini sudah terjadi. Dimana harga barang-barag kebutuhan pokok sudah naik rata-rata 15%," jelasnya.


Untuk itu, ia kembali menegaskan agar pemerintah segera menaikan harga BBM. Namun catatan bagi pemerintah agar kenaikan BBM tidak dilakukan pada bulan Juli karena mendekati Ramadhan dan lebaran yang akan menimbulkan gejolak harga yang tinggi dan memberatkan masyarakat.


"Dampaknya terhadap pasar juga agak riskan kalau BBM dinaikan bulan Juli jadi harus segera mungkin," tandasnya.


(wij/dru)