Takut Jadi Wilayah Kumuh, Warga Fatmawati Tak Mau MRT Dibangun Melayang

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi menegaskan pembangunan proyek Mass Rapid Transit akan dimulai bulan ini. Namun, masih ada kendala dihadapi yakni bentuk protes sekelompok warga Fatmawati yang keberatan jika proyek tersebut dibangun melayang.

Pengamat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno mengungkapkan, kelompok warga tersebut bukan menolak adanya pembangunan MRT, mereka hanya ingin proyek tersebut dibangun di bawah tanah. Sejatinya, mereka menginginkan Jokowi untuk berdialog dengan mereka.


"Jadi ada sekelompok masyarakat yang bukan menolak tapi belum diterima pak Jokowi langsung untuk mengadakan dialog," kata Djoko kepada detikFinance, Minggu (14/4/2013)


Dikatakan Djoko, pertimbangan yang dikhawatirkan para warga Jalan Fatmawati ini ialah efek yang ditimbulkan selagi, dan setelah proyek ini dibangun. Mereka khawatir aktifitas mereka akan terganggu dengan adanya kepadatan lalu lintas pada saat proyek ini sedang dibangun.


"Dan mereka pun mikir dampak lingkungannya juga, karena mereka khawatir kalau dibangun di atas bawahnya jadi kotor, kumuh karena pengalaman Jabodetabek gitu kan, bikin jalan melayang bawahnya begitu. Nilai jualnya kan rendah," ujarnya.


Lebih lanjut menurutnya, warga Fatmawati tersebut bukanlah menuntut uang ganti rugi atau faktor materil lainnya. Mereka lebih cenderung ingin berdialog mengenai dampak lingkungan dari proyek ini.


"Mereka ingin gampangnya sih udah lah buat di bawah. Mereka khawatir semua layang yang di atas itu bawahnya jelek. Itu saya kira perlu dikompromikan," ungkapnya.


Seperti diketahui, untuk rute MRT tahap I Lebak Bulus-Bundaran HI, koridor utara-selatan, jalur MRT terdiri dari 13 stasiun MRT. Yaitu sebanyak 7 stasiun sepanjang 7 Km berada di atas (elevated/layang) yaitu stasiun Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Haji Nawi, Blok A, Blok M dan Sisingamangaraja.


Sementara itu 6 stasiun sepanjang 6 km berada di bawah tanah yaitu Bundaran Senayan, Istora, Benhil, Setiabudi, Dukuh Atas, Bundaran HI.


Untuk tahap II masih koridor utara-selatan, rencananya stasiun-stasiunnya semuanya di bawah tanah antara lain Kebon Sirih, Monas, Harmoni, Glodok, Kota, dan Kampung Bandan.


Mass Rapid Transit Jakarta (MRT Jakarta) yang berbasis rel rencananya akan membentang kurang lebih 110,8 km, meliputi dua koridor utama.


(zul/dru)