Tata Kampung Kumuh DKI, Jokowi Tiru Singapura dan Shanghai

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan mengadopsi konsep penataan perumahan atau perkampungan kumuh DKI dari beberapa negara, yaitu Singapura dan Shanghai. Langkah ini ditempuh, karena dua negara tersebut pernah memiliki persoalan serupa dengan DKI.

Dikatakan Jokowi, nantinya perkampungan kumuh akan direlokasi secara besar-besaran dengan jalan mendirikan ratusan tower rusun atau apartemen ekonomi untuk warga DKI.


"Saya belajar di Italia, di Shanghai, di Singapura, di Busan. Ya caranya seperti itu. Nggak ada cara lain," tutur Jokowi kepada detikFinance di Jakarta akhir pekan lalu seperti dikutip Senin (15/4/2013).


Relokasi besar-besaran dilakukan Jokowi dengan penyediaan hingga 300 tower, terbukti efektif membangun hunian yang tertata. Di samping mendirikan ratusan tower, nantinya akan disediakan ruang terbuka hijau.


"Buat saja langsung 300 rusun. Nariknya langsung brek, terus ini dibentuk untuk ruang terbuka hijau. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Buat rusun hanya 2,4,5 nggak lebih dari 10. 10 saja hanya untuk 1.000-an orang. Satu rusun hanya isinya untuk 96 orang dan 150 orang. Mau jadi apa?" tegasnya.


Hal senada juga akan diterapkan dalam penataan pasar-pasar di DKI. Ketika proyek percontohan yakni mengintergrasikan pasar dengan rusun di Pasar Rumput Jakarta Selatan. Apabila program percontohan ini sukses dilaksanakan, maka akan diterapkan juga untuk pengembangan pasar-pasar di DKI yang terintegrasi dengan rusun dan pusat kesehatan.


"Kalau itu bener, baru kita terapkan di tempat yang lain. Kita mau buat sample-sample yang benar dulu. Baru mulai, tidak hanya sebatas ide langsung besar. Kita pengin dulu di 1-2 kawasan, 1-2 pasar. Konsep terintegrasi pasar dan rusun, apartemen dan pasar. Pasar dengan poliklinik dan apartemen," pungkasnya.


(feb/dnl)