"Kalau melihat pertumbuhan rasio elektrifikasi kita dalam 3 tahun terakhir tumbuh 4% per tahun, maka pada 2019 sebanyak 99% rakyat Indonesia sudah bisa menikmati listrik," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman kepada detikFinance, Kamis (23/10/2014).
Jarman mengungkapkan, memang masih ada 1% masyarakat yang belum menikmati listrik. Pasalnya, lokasi tempat tinggal mereka tersebar di pelosok daerah atau pegunungan.
"Awalnya target 99% elektrifikasi ini baru bisa dicapai 2024, kemudian kita percepat lagi jadi pada 2020. Namun melihat pemerintahan Pak Jokowi-JK saat ini yang sangat mendorong sektor listrik, target tersebut bisa maju pada 2019," paparnya.
Jarman menambahkan, apalagi saat ini dengan semakin baiknya keuangan PT PLN (Persero) diharapkan BUMN listrik tersebut dapat mempercepat pembangunan pembangkit listrik.
"Dengan tidak lagi disubsidinya beberapa golongan listrik, arus kas PLN jauh lebih baik. Saat ini hanya 22% keuangan PLN bergantung pada subsidi negara, sisanya 78% berasal dari pendapatan pelanggan listrik," terang Jarman.
Jarman mengakui, dalam beberapa tahun ke depan Indonesia masih akan bergantung pada pembangkit fosil terutama batu bara dan gas.
"PLTU dan PLTG bisa dibangun dengan kapasitas listrik yang besar, kita akan sangat bergantung pada dua pembangkit tersebut. Sementara untuk daerah yang terpencil, pembangkit energi baru terbarukan lebih didorong. Kami mendorong penggunaan pembangkit mini hidro (PLTMH), biomassa, biogas yang lebih aman pasokan energinya dan potensinya tersedia dari Aceh sampai Papua, terutama di luar pulau Jawa," jelasnya.
(rrd/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
