Phillip Securities: Sentimen Global Negatif, IHSG Dapat Tertekan

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan kenaikan moderat pada akhir perdagangan Jumat (12/04), di tengah penutupan yang mayoritas negatif pada indeks-indeks bursa regional Asia. IHSG berakhir di 4,937.210, naik 12.947 poin atau 0.26%. Kenaikan tersebut didukung oleh menguatnya delapan dari 9 sektor utama IHSG, di antaranya sektor Perdagangan dan Jasa naik tajam 1.12%, sektor Konstruksi, Properti dan Real Estat menguat 0.67%, dan sektor Pertambangan mencetak 0.59%. Indeks LQ45, yang mencatat pergerakan saham-saham blue-chip, ditutup dengan kenaikan 1.958 poin, atau 0.24%, di 834.124. Dari berita ekonomi, jumlah uang beredar (Money Supply – M2) Indonesia pada bulan Februari naik 15% dari periode yang sama tahun lalu. Di bulan Januari, kenaikan jumlah uang beredar tercatat sebesar 14.4% (YoY). Di kawasan Asia, mayoritas indeks-indeks bursa saham ditutup di zona negatif pada hari Jumat (12/04), seiring dengan kurangnya katalis penggerak pasar, serta keraguan pasar terhadap kemampuan laporan keuangan emiten-emiten Asia dalam memberikan momentum positif untuk melanjutkan reli. Sebanyak 144 saham ditutup positif, 109 saham turun, dan 220 saham lainnya tidak berubah pada perdagangan Jumat di Bursa Efek Indonesia, dimana 4.32 miliar lembar saham senilai Rp 4.77 triliun berpindah tangan di pasar reguler. Investor asing membukukan aksi beli bersih dengan nilai total Rp 149.29 miliar. Saham-saham dengan performa terbaik pada hari Jumat antara lain Sumber Energi Andalan (ITMA) naik 575 poin atau 24.73% ke Rp 2,900, Bumi Citra Permai (BCIP) menguat 95 poin atau 24.36% di Rp 485, Apac Citra Centertex (MYTX) bertambah 50 poin atau 22.22% menjadi Rp 275, Nipress (NIPS) mencetak 1,250 poin atau 17.36% di Rp 8,450, dan Pudjiadi & Sons (PNSE) memperoleh 100 poin atau 16.67% di Rp 700. Sementara saham-saham yang mencatat penurunan terbanyak di antaranya Renuka Coalindo (SQMI) jatuh 120 poin atau 15.00% ke Rp 680, Wahana Pronatural (WAPO) turun 10 poin atau 10.42% ke Rp 86, Bank Mega (MEGA) kehilangan 325 poin atau 7.69% di Rp 3,900, Bank Sinarmas (BSIM) terpangkas 20 poin atau 6.90% di Rp 270, dan Tempo Intimedia (TMPO) melemah 15 poin atau 6.38% di Rp 220.

Saham-saham AS berakhir dengan penurunan moderat pada perdagangan Jumat (12/04), setelah sempat jatuh cukup dalam saat dirilisnya data penjualan ritel (retail sales) dan indeks sentimen konsumen yang lemah. Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir negatif 0.08 poin, dan ditutup di 14,865.06, dengan 17 dari 30 komponen Dow ditutup di zona negatif. Indeks S&P 500 kehilangan 4.52 poin, atau 0.3%, dan ditutup di 1,588.85, dengan sektor energi dan material mengalami penurunan terbanyak di antara 10 kelompok industri S&P 500. Sementara indeks Nasdaq Composite terpangkas 5.21 poin, atau 0.2%, di 3,294.95, setelah sempat jatuh ke level terendah harian di 3,271.02. Penjualan ritel (retail sales) di AS pada bulan Maret jatuh 0.4%, dibandingkan kenaikan 1.1% di bulan Februari. Secara terpisah, data yang dirilis oleh University of Michigan dan Thomson Reuters menunjukkan sentimen konsumen AS yang turun menjadi angka indeks pendahuluan 72.3 untuk bulan April, dari sebelumnya 78.6 di bulan Maret.


Turunnya indeks-indeks saham AS hari Jumat (12/04) dan pembukaan pasar Asia yang negatif dapat memicu sentimen negatif pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini. Data penjualan ritel AS yang lemah, serta kembali naiknya nilai tukar Yen juga berpotensi ikut menekan sentimen di bursa-bursa saham Asia hari ini. IHSG kami perkirakan akan melemah, dan diperdagangkan dengan support dan resistance masing-masing di 4,913 dan 4,962.


(ang/ang)