Naikkan Harga BBM Rp 2.000/Liter, Pemerintah Hemat Rp 106 Triliun

Jakarta -Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepertinya jadi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurut Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, kenaikan akan dilaksanakan tahun ini.

Dian Ayu Yustina, Ekonom PT Bank Danamon Tbk (BDMN), menyarankan kenaikan harga sebesar Rp 2.000/liter sudah cukup. Lebih rendah dari kabar yang selama ini beredar yaitu Rp 3.000/liter.


"Kenaikan harga sebesar Rp 2.000/liter bisa menghemat Rp 14,3 triliun untuk tahun ini. Untuk tahun depan, penghematannya sekitar Rp 92 triliun," kata Dian dalam risetnya, Kamis (30/10/2014). Jadi, total penghematan yang didapat adalah Rp 106,3 triliun.


Namun, lanjut Dian, kenaikan harga BBM juga harus diimbangi dengan upaya lain. Misalnya Kementerian ESDM harus merumuskan kebijakan yang efektif untuk mengurangi konsumsi BBM.


Kemudian, pemerintah juga harus berkoordinasi dengan baik agar dampak kenaikan harga BBM bisa diminimalkan. Salah satunya adalah dengan menjaga pasokan kebutuhan pokok agar harganya tidak terlalu melonjak.


"Dampak langsung dari kenaikan harga BBM adalah tambahan biaya transportasi. Ini tentu membuat harga kebutuhan pokok ikut naik. Oleh karena itu, pemerintah harus berperan dalam menjaga pasokan misalnya dengan operasi pasar untuk masyarakat tidak mampu," jelas Dian.


Dengan kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000/liter, Dian memperkirakan inflasi pada akhir 2014 akan mencapai 7-7,5%. Inflasi dalam kisaran ini sepertinya belum membuat Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga.


"Saat ini suku bunga masih cukup tinggi. Selain itu, dampak kenaikan harga BBM juga hanya jangka pendek," sebutnya.


(hds/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!