Jokowi Ingin Dubes Tak Hanya Jago Diplomasi Politik Tapi Pintar Dagang

Jakarta -Kalangan pengusaha mengeluhkan sulitnya memasarkan produk mereka di dalam negeri hingga pasar ekspor. Penyebabnya karena daya saing produk Indonesia yang rendah dibandingkan produk serupa dari luar negeri.

Bagi Capres No 1 Jokowi, harus ada upaya yang berani untuk mengembangkan perdagangan dalam negeri, dan pasar ekspor. Jokowi akan mendorong para duta besar (dubes) Indonesia di luar negeri tak hanya jago berdiplomasi politik namun jago berdagang.


"Ke depan Dubes kita harus diproduktifkan. Mereka tidak saja ahli di bidang politik, tetapi justru 90% harus pintar berdiplomasi dagang. Potensi di setiap daerah harus tahu harganya berapa dan siapa yang harus ditelepon dan bisa negosiasi dan transaksi. Ini sangat mudah yang bisa dilakukan. Serang pasar ekspor jangan takut bersaing dan berkompetisi dengan negara lain," kata Jokowi saat diskusi Capres dan Cawapres di Djakarta Teater, jakarta, Jumat (20/06/2014).


Sedangkan di dalam negeri, Jokowi menjanjikan akses permodalan yang cukup mudah. Ia mendorong bank-bank nasional yang sudah ada untuk memberikan akses sistem permodalan yang mudah bagi para pelaku usaha.


"Ke depan bank nasional kita dorong untuk mencarikan dana murah untuk mendorong industri yang berkaitan dengan usaha kecil yang masuk ke pasar ekspor. Ini harus diberikan porsi yang lebih agar defisit neraca perdagangan kita tidak minus seperti yang sekarang. Saya kira kalau bank khusus untuk ekspor sudah ada bank ekspor impor. Bank ini yang didorong untuk menyediakan dana murah dan memberikan kontribusi industri kreatif dan budaya seperti jamu, tas, handicraft dan mebel," sebutnya.


Penjelasan ini merupakan jawaban dari pertanyaan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Tradisional Berbasis Budaya, Putri K Wardani yang menanyakan persoalan daya saing produk Indonesia di pasar global dan domestik.


"Daya saing merupakan modal untuk kita bersaing dan menang di dalam negeri dan luar negeri. Beberapa kendala yang kami hadapi salah satunya adalah daya saing harga. Daya saing ini dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu infrastruktur dan suku bunga," tanya Putri.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!