Harga Emas Belum Berhenti Anjlok

London - Para perdagangan akhir pekan kemarin, harga emas masih terus jatuh dan mendekati titik terendahnya dalam 3 tahun terakhir. Kejatuhan harga emas disebabkan karena menyurutnya inflasi, positifnya data ekonomi AS, penguatan dolar AS, dan ekspektasi berakhirnya kebijakan stimulus di AS.

Jatuhnya harga logam berharga terjadi sebagai respons dari penguata ekonomi. Kondisi ini membuat dolar AS lebih berharga dibandingkan emas.


Pada perdagangan Kamis (27/6/2013), harga emas internasional jatuh di bawah US$ 1.200 per ounce, dan di Jumat kemarin kembali menyentuh level US$ 1.180,5 di pasar Asia. Ini merupakan level terendah sejak 3 Agustus 2010.


Harga emas terus jatuh pada kuartal II-2013 ini. Besaran penurunan harga emas merupakan yang tertinggi sejak awal 1970-an. Emas yang menjadi investasi untuk mengamankan aset dari gerusan inflasi, sekarang terjun harganya.


"Para investor menjual emas karena prospek investasi di logam tergerus penguatan ekonomi AS, yang menguatkan nilai dolar," ujar Analis dari ETX Capital Ishaq Siddiqi dikutip dari AFP, Sabtu (29/6/2013).


Harga emas sempat meroket pada September 2011 ke rekor tertingginya US$ 1.921,15 per ounce. Emas saat ini menjadi investasi paling aman (safe haven) di tengah resesi global yang terjadi akibat krisis keuangan 2008. Di pasar London, emas bertahan US$ 1.204,6 per ounce, atau pulih dari level terendahnya.


Pasar komoditas, termasuk emas, cukup gonjang ganjing sejak Gubernur bank sentral AS The Fed yaitu Ben Bernanke menginginkan The Fed mengurangi program stimulusnya.


(dnl/dnl)