"Penimbunan BBM dan penyalahgunaan BBM subsidi akan terus terjadi walaupun harga BBM subsidi telah dinaikkan harganya," ucap Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Someng ketika ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/6/2013).
Menurut Andy, perbedaan harga BBM subsidi dengan BBM non subsidi masih cukup besar. Ini masih menguntungkan bagi para penimbun BBM subsidi, karena bisa menjual lebih mahal ke kalangan industri.
"Disparitas (perbedaan) harga dengan yang non subsidi masih tinggi. Premium selisihnya Rp 3.000 per liter dan solar selisihnya Rp 4.000 per liter," kata Andy.
Masih tingginya disparitas harga BBM subsidi dan non subsidi tersebut masih cukup menggiurkan bagi para penimbun.
"Selama ada disparitas harga pasti akan terjadi penyalahgunaan BBM subsidi, apalagi kalau disparitasnya saat ini masih besar, Rp 3.000-Rp 4.000 per liter, penimbun masih untung besar, masih berani nekat walau ada hukuman jika ketahuan," tandasnya.
(rrd/dnl)
