"Sangat lazim produk hortikultura (buah dan sayur) seperti buah-buahan dan cabai itu diimpor. Namun dengan menggunakan kontainer berpendingin. Potensi rusak sangat kecil kemudian kita mempunyai prosedur di Karantina kalau barang yang tidak sesuai dengan kesehatan akan dilarang masuk ke kita. Zat-zat juga yang akan masuk untuk diperiksa," ujar Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Kamis (27/6/2013).
Ia menjelaskan untuk mengimpor sebuah produk dari China dibutuhkan waktu hingga dua minggu. Selain China, pemerintah juga akan membuka kran impor cabai dari Vietnam.
"Impornya itu dari Vietnam dan China. Kurang lebih impor dari Vietnam kira-kira 1 minggu dan China 10-14 hari. Proporsinya hampir 50:50," katanya.
Pada semester II-2013, pemerintah siap mengimpor cabai 9.000 ton dari negara China dan Vietnam. Izin impor sudah diberikan kepada 3 importir yang telah mendapat Surat Persetujuan Impor (SPI).
"Semester pertama sudah cukup namun untuk semester ke-2 nanti memang dialokasikan sekitar 9.000-an ton untuk cabai untuk masuk di akhir tahun setelah panen di Indonesia. Dengan demikian RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura) sudah dikeluarkan minggu lalu dan kami sudah mengeluarkan SPI kepada 3 importir yang diberikan alokasikan Kementan," jelasnya.
(wij/hen)
