Perusahaan ini melepaskan 2,9 miliar lembar saham atau setara 40,36% dari total modal disetor dengan nilai nominal saham Rp 100. Atas aksi korporasi ini, perusahaan meraup dana hingga Rp 855,5 miliar.
Saham perusahaan yang termasuk ke dalam industri dasar tersebut sempat menyentuh level terendah di angka Rp 270 saat pasar dibuka.
Perusahaan pipa baja ini merupakan emiten keenam yang melantai di bursa tahun ini setelah PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM), PT Saraswati Griya Lestari Tbk (HOTL), PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME), dan PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk (MAGP), dan PT Trans Power Marine Tbk (TPMA).
Direktur Utama Spindo Ibnu Susanto mengatakan, Spindo adalah perusahaan pertama dan terbesar di bidang pabrik pipa di Indonesia. Pihaknya akan berkomitmen untuk menjadi perusahaan yang lebih baik.
"Terima kasih kepada seluruh direksi bursa dan pihak-pihak yang membantu dan penjamin emisi AAA sehingga bisa listing di BEI," ujarnya saat pencatatan saham perdananya, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (22/2/13).
Nantinya, kata Ibnu, dana hasil penawaran perdana saham antara lain sekitar 42,94% atau sekitar Rp 730 miliar akan digunakan untuk belanja modal, sekitar 12,06% atau Rp 205 miliar digunakan untuk pelunasan kredit modal kerja ke Indonesia Eximbank, dan sisanya sekitar 45% atau Rp 765 miliar digunakan untuk modal kerja.
Peningkatan modal kerja akan dilakukan melalui pembelian bahan baku HRC, CRC, Carbon Steel, Stainless Steel, GI Coil dan bahan pembantu lainnya.
Perseroan sudah menunjuk PT Andalan Artha Advisindo (AAA) Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sementara itu, Direktur Utama BEI Ito arsito mengatakan, saham ini merupakan saham keenam yang dicatatkan di BEI. "Kami berharap akan mendukung terus likuiditas dan meningkatkan indeks saham yang beberapa hari ini mencatatkan rekor. Mulai hari ini Spindo resmi tercatat di BEI jadi harus memegang teguh prinsip-prinsip good governence," kata Ito.
(dnl/dnl)
