OSO Securities: IHSG Cenderung Melemah

Jakarta - Pada perdagangan kemarin (21/02) IHSG ditutup melemah seiring dengan mayoritas indeks asia yang melemah. IHSG ditutup pada level 4,632.40 atau turun tipis 0,04% dengan intraday tertingginya 4,656.12. Adanya sentimen negatif dari global yaitu The Fed yang mengisyaratkan yang tidak akan melanjutkan program pembelian asset serta aksi profit taking menjadi katalis pelemahan IHSG.

Pelemahan ini dipimpin sektor pertambangan yang turun sebesar 1,22%. Investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp761 miliar. Global Market Pada perdagangan semalam (21/02) bursa AS kembali ditutup melemah. Indeks DJIA melemah sebesar 46,92 poin atau -0,34% ke level 13,880.62, indeks Nasdaq melemah sebesar 32,92 poin atau -1,04%ke level 3,131.49, indeks S&P juga ikut melemah sebesar 9,53 poin atau -0,63% ke level 1,502.42. Rilisnya beberapa data ekonomi seperti klaim pengangguran AS diprediksi naik dari 341 ribu menjadi 362 ribu diatas ekpektasi, Manufacturing PMI yang turun menjadi 55.20 disaat yang sama data penjualan rumah naik 0,4% pada bulan Januari.


Selain itu, pasar kuatir terkait Penghematan anggaran yang akan berlaku pada 1 Maret serta The Fed yang melakukan pengetatan menjadi katalis pelemahan Dow Jones pada perdagangan semalam JCI Prediction


Pada akhir pekan ini IHSG kami perkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Seiring dengan bursa Asia yang di buka rata-rata melemah karena beberapa sentimen negatif dari AS masih menunjukan ketidakpastian pemulihan ekonomi global. Secara teknikal, IHSG membentuk pola inverted hammer dengan berada di area upper bolingger bands. Indikator MACD bergerak naik dengan histogram negatif, indikator stochastic di area overbought. Kami perkirakan IHSG bergerak pada kisaran support 4565-4665 resistance.


• KRAS Naikkan Harga Jual 15% Mulai Februari Ini

• Pendapatan ITMG Tumbuh 2.4% YoY

• Pendapatan ANTM Naik 0.66% YoY pada 2012

• Grup Bakrie Menang Voting dalam RUPSLB di London

• Saham BBKP Dilego US$ 410 Juta

• Pendapatan BKSL Tumbuh 140% YoY pada 2012

• Rasio Merger Saham IDKM-SCMA 1:0.48

• BRMS akan Lunasi Utang US$ 436 Juta Pada 2013

• WIKA Cari Pinjaman Rp 1 Triliun


(dru/dru)