Grup Bakrie 'Cerai' dari Bumi Plc Paling Lambat 30 Mei

Jakarta - Pemegang saham Bumi Plc sudah menolak usulan Nathaniel Rothschild merombak direksi dan komisaris. Kini, perusahaan tambang yang terdaftar di bursa London itu akan fokus membahas pemisahan dengan Grup Bakrie.

Rencana 'perceraian' alias pemisahan dengan Grup Bakrie itu akan dilakukan melalui pembelian kembali saham anak usaha Bumi Plc di Indonesia, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI). Paling lambat perceraian ini akan terlaksana 30 Mei 2013.


"Kami sekarang akan melanjutkan kerjasama dengan dewan direksi dan komisaris untuk menandatangani kesepakatan definitif paling lambat 30 Mei, sesuai dengan pengumuman Bumi 12 Februari lalu," kata Juru Bicara Grup Bakrie Chris Fong dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/2/2013).


"Kami sudah membayar uang muka US$ 50 juta di rekening penampung sebagai deposit dan sisa dananya sudah siap sedia," tambahnya.


Ia mengatakan, tawaran pemisahan dari Grup Bakrie ini dinilai oleh Dewan Direksi dan Komisaris Bumi Plc di harga sekitar US$ 580 juta (Rp 5,51 triliun). Ia yakin, perceraian ini menjadi satu-satunya cara untuk meningkatkan nilai Bumi Plc kepada pemegang saham.


Bumi Plc didirikan oleh kongsi Grup Bakrie-Rothschild di 2011, yang sebelumnya bernama Vallar Plc. Hubungan keduanya mulai memanas tak lama setelah perusahaan tersebut listing di bursa London.


Kabar yang beredar, Rothschild berniat mengambil alih Bumi Plc cara menjatuhkan harga sahamnya melalui kabar 'miring' seputar Grup Bakrie. Setelah saham Bumi Plc anjlok, Rothschild akan membelinya di harga murah.


Namun, Grup Bakrie yang sadar akan hal itu langsung menarik satu-persatu personelnya dari jajaran direksi dan komisaris Bumi Plc. Setelah Indra Bakrie dan Ari Hudaya lebih dahulu meninggalkan perusahaan yang dulu bernama Vallar Plc itu, Chief Executive Officer (CEO) Bumi Plc Nalin Rathod pun menyusul.


Mundurnya jajaran direksi Bumi Plc itu dipicu oleh ketegangan antara dua investornya, yaitu Grup Bakrie dan Rothschild. Nat yang kabarnya berniat mengambil alih Bumi Plc dari Grup Bakrie menuduh anak usahanya di Indonesia, BUMI, telah melakukan penggelapan dana.


Nat pun meminta dilakukannya audit investigasi terhadap BUMI dan BRAU. Audit investigasi pun dilakukan, tapi karena merasa tidak didukung direksi dan komisaris Bumi Plc, Nat pun mengundurkan diri.


Tak lama, Grup Bakrie yang geram atas tuduhan tak berdasar itu langsung mengajukan proposal untuk melepas hubungan dengan Bumi Plc melalui pembelian kembali saham-saham yang dipegang Bumi Plc di aset-asetnya di Indonesia.


Rothschild, yang juga salah satu pemegang saham Mayoritas di Bumi Plc merespons proposal ini dengan tawaran baru, yaitu berani membayar Bumi Plc senilai US$ 270 juta (Rp 2,5 triliun) kepada Bumi Plc melalui NR Investments jika Bumi Plc merombak 12 dari 14 dewan direksi dan komisarisnya.


Dewan direksi Bumi Plc yang sudah menggelar RUPSLB menyatakan tidak bisa merespons tawaran Rothschild dan akan melanjutkan pembahasan proposal Grup Bakrie, tawaran yang akan 'menceraikan' Bumi Plc dengan Grup Bakrie.


(ang/dru)