Berawal Coba-coba, Pria Ini Raup Rp 80 Juta/Bulan dari Bisnis Tas Rotan

Jakarta - Tas wanita masih menjadi produk yang diburu oleh konsumen di setiap pameran tak terkecuali produk tas rotan. Tas anyaman rotan bernilai seni diburu kaum hawa karena keunikannya.

Misalnya di tangan perajin rotan asal Yogyakarta, Panut Mulyawinata, rotan-rotan asal Kalimantan mampu 'disulap' menjadi tas-tas cantik beraneka model. Harga tas rotan ini dibanderol mulai Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu.


"Ini khusus tas wanita. Bahan baku saya ngambil dari Surabaya dan Cirebon walaupun rotan asalnya dari Kalimantan tapi penyerutan di Surabaya dan Cirebon, ada di Jepara juga. Kisaran harga Rp 50 ribu sampai Rp 300 ribu," ujar Panut kepada detikFinance di sela-sela Trade Expo Indonesia (TEI) 2013 di JIExpo, Jakarta, Kamis (17/10/2013).


Panut mengaku bisa meraih omzet hingga Rp 80 juta per bulan dari bisnis tas anyaman rotan. "Produksi kita sekitar 1.500 tas per bulan, omzet ya sekitar Rp 80 juta," katanya.


Berawal dari coba-coba, Panut dibantu oleh puluhan orang karyawannya memberanikan diri mendesain rotan menjadi tas-tas unik dan menarik. "Dulu basic saya mebel saya ingin cari pasar baru yang belum banyak dipakai orang. Saya coba buat tas ternyata respons bagus. Sekarang karyawan sudah 40 orang," ujarnya.


Selain pasar dalam negeri, Panut menjual tas-tasnya hingga pasar Jepang dan Malaysia. Padahal, sebelum kondisi ekonomi global gonjang-ganjing, pasar ekspor tas rotan sempat menembus pasar Korea dan Brasil.


"Sekarang ekspor turun tapi masih ke Jepang dan Malaysia. Kemarin waktu booming tahun 2003-2007 paling banyak ke Brasil sama Jepang, Korea juga. Krisis 2008 ekspor turun bertubi-tubi, tapi pasar dalam negeri malah naik jadi ngejar pasar lokal paling banyak ke Bali," katanya.


(drk/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!