Selain Sapi, RI Juga Ditawari Investasi Lahan Kedelai di Australia

Jakarta - Selain menawarkan lahan peternakan sapi, pemerintah Australia juga menawarkan lahan yang cocok untuk ditanam kedelai kepada calon investor asal Indonesia. Hal ini karena kebutuhan kedelai di tanah air cukup tinggi.

Perlu diketahui kebutuhan kedelai memang di Indonesia cukup tinggi rata-rata sebesar 2,2-2,5 juta ton/tahun, sementara produksi nasional hanya 700-800 ribu ton/tahun. Salah satu pemicu rendahnya produksi kedelai nasional adalah terkendala masalah lahan.


"Saya juga mendorong kerjasama di bidang tanam kedelai yang memerlukan iklim subtropis. Di sana ada daerah yang laik untuk tanam kedelai," ungkap Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema saat ditemui detikFinance di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (17/10/2013).


Menurut Nadjib, lahan yang cocok untuk menanam kedelai di Australia cukup banyak dan sangat luas. Lahan-lahan tersebut kini banyak yang digunakan untuk ditanami gandum dan kedelai dalam jumlah yang sedikit.


"Lahannya ada di perbatasan Australia Selatan dengan western teritorial dan Australia Barat serta Queensland Utara. Di sana ada lahan yang sangat luas. Saat ini banyak menanam gandum dan kedelai sedikit sekali nggak banyak. Jadi hal ini bisa dioptimalkan dan saya sudah dorong," imbuhnya.


Pemerintah Australia sangat terbuka dan memberikan kemudahan bagi para calon investor. Bahkan disebut para petani gandum di tempat itu rela mengganti tanamannya asalkan market kedelai di Indonesia cukup tinggi.


"Bisa saja itu terjadi dan pemerintah sana sangat welcome. Bahkan para petani gandum di sana rela untuk menggusur 50% lahan gandumnya jika pasar kedelai di dalam negeri ada dan sangat tinggi," katanya.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!