Pengusaha Tekstil Ingin Ada Perdagangan Bebas RI dengan AS dan Uni Eropa

Jakarta - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mendesak pemerintah segera menandatangani perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa. Kerjasama ini akan menguntungkan khususnya meningkatkan nilai ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia.

AS dan Uni Eropa adalah pasar ekspor utama produk TPT Indonesia. Nilai ekspor rata-rata kedua wilayah itu diproyeksi mencapai 50% per tahun dari total ekspor TPT.


"Kita berharap ekspor kita terus meningkat ke beberapa negara. Kemudian ikut serta ke Amerika Serikat. Kalau kita ikuti dengan free trade dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa saya optimistis kenaikan ekspor bisa meningkat 3 kali lipat," ungkap Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat saat ditemui di JIExpo Kemayoran Jakarta, Jumat (18/10/2013).


Menurut Ade, Presiden Obama telah menawarkan hal itu kepada pemerintah Indonesia dengan konsep Trans Pasifik Partnership. Bila Indonesia menandatangani perjanjian dengan Amerika Serikat maka bea masuk produk TPT akan turun juga dengan Uni Eropa.


"Trans Pacifik Partnership (TPP) dengan Amerika Serikat dan perjanjian dengan Uni Eropa itu sangat penting seperti menurunkan nilai bea masuk kedua tempat itu. Di Amerika bisa turun hingga 5% dari 12-16% sedangkan di Eropa bisa 0% dari 12-16%," imbuhnya.


Negara yang sudah mendapatkan keuntungan dari perjanjian ini adalah Vietnam. Nilai ekspor TPT Vietnam ke Amerika Serikat dan Uni Eropa terus meningkat dari tahun ke tahun.


"Tahun 2000 lalu Vietnam adalah eksportir TPT nomor 82 ke Amerika Serikat sedangkan kita nomor 5. Namun kini Vietnam nomor 2 kita nomor 6. Artinya ini adalah bukti nyata atau ada nilai plus. Saya tidak tahu pemerintah bagaimana, ketika Obama menawarkan itu, Indonesia menolak," imbuhnya.


Ade menuturkan padahal negara-negara tetangga lainnya selain Vietnam juga bergabung dengan Trans Pacifik Partnership.


"Di negara ASEAN ada Vietnam, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Uni Eropa juga sama. Apakah lobi kita kurang tegas. Ekspor kita ke Eropa menurun terus sedangkan Vietnam ekspornya naik terus. Karena mereka bisa menikmati bea masuk hingga 0% sedangkan kita bayar bea masuk 13-16%," cetusnya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!