Agar Bisa Bersaing, Bos Bank Mandiri Sebut RI Butuh Konsolidasi Perbankan

Jakarta -Perbankan nasional terus didorong untuk bisa melakukan konsolidasi, baik secara strategis maupun institusional. Ini dilakukan untuk bisa menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, dan keterbukaan pasar keuangan 2020.

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perbankan Indonesia harus segera didorong untuk bisa melakukan konsolidasi. Kompetisi pasar keuangan di tingkat ASEAN sudah semakin dekat, sehingga dibutuhkan bank yang kuat dan berdaya saing.


"Harus konsolidasi, sudah ada guidance dari Pak Muliaman (Muliaman Hadad, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan). Ini penting agar Indonesia bisa mempersiapkan diri berkompetisi, kita tinggal 5 tahun," tegas Budi saat ditemui usai acara halal bihalal di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (4/8/2014).


Dia menjelaskan, pelaku industri perbankan nasional sudah sepakat bahwa penguatan bank dalam negeri merupakan isu yang penting.


"Kalangan perbankan sebagian besar setuju soal ini. Sayang kalau Indonesia nggak siap berhadapan dengan bank-bank asing," kata Budi.


Bank Mandiri sendiri, lanjut Budi, sudah sangat siap untuk melakukan konsolidasi. "Kita sudah siap. Modal sudah cukup, profit cukup, sekarang tinggal opportunity. Konsolidasi nggak harus bank BUMN, kalau nggak BUMN ya tertarik juga. Ke depan likuiditas ketat jadi bank-bank terpacu untuk konsolidasi," terang dia.


Namun begitu, Budi menambahkan, pihaknya masih belum merencanakan akuisisi atau merger dengan bank lain dalam waktu dekat. Kalaupun ada kesempatan, dia ingin Bank Mandiri bisa bergabung dengan sesama bank besar.


"Belum, masih melihat dulu. Kalau bisa bank Buku III atau Buku IV. Kalau yang kecil-kecil prosesnya lama, efeknya, biaya legal, transaksi, advisor, profit, nggak terlalu besar," paparnya.


(drk/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!