Ini Penyebab Kegagalan RI Bangun Kilang Minyak

Bogor -Sudah 20 tahun Indonesia tidak pernah membangun kilang minyak baru. Bahkan saat ini ada kilang minyak yang masih beroperasi merupakan 'warisan' dari era kolonial Belanda.

Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) Rachmad Hardadi mengatakan, sudah banyak sekali investor yang datang ke Indonesia ingin membangun kilang. Namun ujungnya selalu gagal.


"Investor itu banyak yang mau bangun kilang minyak di Indonesia. Karena produksinya sudah pasti terserap seluruhnya," ujar Rachmad dalam Workshop Direktorat Pengolahan Pertamina di Sentul, Bogor, akhir pekan lalu.


Pasalnya, saat ini kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional mencapai 1,3-1,5 juta barel/hari. Sementara kilang Pertamina hanya memiliki kapasitas terpasang 1,03 juta barel. Tapi karena teknologinya sudah lama, minyak mentah yang diolah maksimal sekitar 800.000 barel/hari.


Rachmad mengungkapkan, sebenarnya masalah dalam pembangunan kilang bukan soal insentif. Menurutnya, sulitnya Indonesia memiliki kilang baru lebih disebabkan hambatan lahan.


"Yang buat gagal bangun kilang itu karena setiap kita umumkan lokasinya, sementara tanahnya belum bebas, pastinya harganya langsung melonjak dan proyek kilang jadi tidak ekonomis. Seperti dulu kita mau bangun kilang di Gresik dan Banten, harganya tanah di sana (lokasi kilang) langsung melonjak. Makanya, kalau mau sukses bangun kilang jangan diumumkan lokasinya," ungkap Rachmad.


Rachmad menambahkan, apabila tidak melakukan apa-apa, baik meremajakan kilang yang ada atau membangun kilang baru, maka pada 2025 Indonesia akan sangat tergantung pada impor BBM.Next


(rrd/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com