"Ya, investasi ekonomi itu kan butuh kenyamanan. Nah, pertemuan ini (Jokowi-Prabowo) kan minimal bisa mencairkan kegaduhan politik nasional," ujar Ekonom Senior INDEF, Fadhil Hasan usai diskusi perspektif di Gado-Gado Boplo, Jl Theresia, Menteng, Jakarta, Sabtu (31/1/2015).
Fadhil menekankan, faktor politik bisa menjadi salah satu peluang pemicu penguatan ekonomi nasional, termasuk penguatan atau melemahnya rupiah. Meski faktor tersebut hitungannya kecil, bila dibandingkan dengan pengaruh eksternal seperti misalnya neraca perdagangan nasional dan sentimen ekonomi global.
"Kecil tapi ada peluangnya. Ya, kita harapkan setelah pertemuan itu, rupiah bisa menguat beberapa hari ke depan. Enggak bisa dipaksain, tapi diharapkan ada kenyamanan yang buat investor tertarik," sebutnya.
Seperti diketahui, pertemuan Jokowi dengan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto dilakukan saat gejolak antara KPK-Polri. Persoalan muncul ketika Komjen Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), padahal Budi Gunawan sudah disetujui Komisi III DPR sebagai calon Kapolri.
(hat/rrd)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com