Ada Lobi Politik, Rapat Pembahasan RAPBN-P 2015 di DPR Molor 1,5 Jam

Jakarta -Lobi politik mewarnai pembahasan asumsi atau indikator makro ekonomi dalam Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2015. Akhirnya rapat pembahasan asumsi makro itu molor 1,5 jam, dari jadwal awal pukul 19.00 WIB.

Rapat yang dilakukan oleh Komisi XI DPR bersama pemerintah dan Bank Indonesia (BI) ini dimulai sekitar pukul 20.30 WIB.


Dari pemerintah, hadir Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Menteri PPN/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin. Dari BI, hadir Gubernur BI Agus Martowardojo.


"Mohon maaf rapat harus dimulai lama, karena ada lobi-lobi dari jam 19.00 sampai sekarang berkepanjangan," jelas Ketua Komisi XI Fadel Muhammad di ruang rapat Komisi XI, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (26/1/2015).


Ada 39 anggota Komisi XI dari 10 fraksi yang hadir dalam rapat tersebut. Rapat ini merupakan kelanjutan rapat pekan lalu, yaitu soal indikator makro dan pembangunan.


Seperti diketahui, dalam RAPBN-P 2015, pemerintah mengusulkan perubahan asumsi makro sebagai berikut:



  • Pertumbuhan ekonomi 5,8%.

  • Inflasi 5%.

  • Nilai tukar Rp 12.200/US$.

  • Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 6,2%

  • Harga minyak Indonesia (ICP) US$ 70/barel.

  • Lifting minyak 849.000 barel/hari.

  • Lifting gas 1,12 juta barel setara minyak/hari.


Asumsi-asumsi ini berubah cukup signifikan dibandingkan dalam APBN 2015 warisan pemerintah sebelumnya, yaitu:

  • Pertumbuhan ekonomi 5,8%.

  • Inflasi 4,4%.

  • Nilai tukar Rp 11.900/US$.

  • Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan 6%.

  • Harga minyak Indonesia (ICP) US$ 105/barel.

  • Lifting minyak 900.000 barel/hari.

  • Lifting gas 1,25 juta barel setara minyak/hari.


Hasil rapat malam ini rencananya akan diserahkan kepada Badan Anggaran DPR dan dibahas mulai besok. (dnl/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com