Bos Freeport Dicecar DPR: Kenapa Tidak Bangun Smelter di Papua?

Jakarta -PT Freeport Indonesia telah menunjuk kota Gresik di Jawa Timur sebagai tempat pembangunan smelter atau pabrik pemurnian mineral. Anggota DPR mempertanyakan langkah Freeport ini.

Neni Moerniaeni, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Golkar bertanya kepada Presiden Direktur Freeport Maroef Sjamsoeddin, mengapa Freeport tidak membangun smelter di Papua.


"Kenapa Freeport bangun smelter di Gresik? Kenapa bukan di Papua? Berarti Freeport mengkhianati perjanjian untuk membangun Papua dan membangun smelter di Papua," ujar Neni dalam rapat Komisi VII DPR dengan Maroef dan jajaran petinggi Freeport, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (27/1/2015).


Di tempat yang sama, Saiful Bahri Ruray, Anggota Komisi VII dari Fraksi Golkar mengatakan, bila Freeport membangun smelter di Gresik, maka biaya angkut lebih mahal. Alasannya, tambang Freeport berlokasi di Papua.


"Kalau dilihat dari biaya angkut, saya nggak mengerti. Itu kan biaya angkut dari Papua dibawa ke Gresik baru dibawa lagi ke Amerika itu kan ongkosnya bisa dua kali lipat, daripada kalau langsung dari Papua," kata Saiful.


Menurutnya, bila Freeport membangun smelter di Papua, maka kesenjangan pembangunan antara Indonesia barat dan timur akan bisa teratasi. "Kalau tetap di Gresik, kecemburuan sosial timur dan barat akan semakin kentara," ujar Saiful.


Semalam, dalam rapat dengan Komisi VII DPR, Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, pemerintah tidak bisa memaksa Freeport Indonesia membangun pabrik pemurnian mineral, atau smelter di Papua


"Kalau kita paksa bangun (smelter) di Papua, maka beri kesempatan Freeport molor lagi, karena bangun sarana pendukung perlu waktu lama. Maka itu harus dibangun di tempat yang siap," jelas Sudirman.


(dnl/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com