Muliaman: Pasar Keuangan Indonesia Rentan Gejolak Ekonomi Global

Jakarta -Tantangan perekonomian Indonesia masih akan berlanjut di tahun ini. Salah satunya soal rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve, yang rencananya akan dilakukan pada September 2015. Hal ini bisa membuat tekanan di dalam negeri.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menilai, tahun ini bukanlah tahun yang mudah bagi Indonesia. Kondisi ekonomi global sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia.


"2015 bukan tahun yang mudah tapi dengan kerja keras yang baik pasti bisa. Pasar keuangan di Indonesia sangat rentan dengan apa yang terjadi di luar. Keinginan untuk memperdalam pasar keuangan menjadi sangat penting," ungkapnya di acara Mandiri Investment Forum 2015, di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (27/1/2015).


Menurut Muliaman, meskipun mengalami perlambatan, industri keuangan Indonesia dinilai masih cukup baik dan bertumbuh.


"Industri keuangan Indonesia melalui capaian yang cukup baik di sektor perbankan meski ada perlambatan di pertumbuhan kredit yang tidak lebih dari 13% tahun lalu," ucap dia.


Di tengah perlambatan sektor perbankan, Muliaman menyebutkan, pasar modal bisa menjadi alternatif pengembangan industri keuangan Indonesia.


Meskipun pertumbuhan industri perbankan dipatok 16% di tahun ini, namun untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur diperlukan pembiayaan jangka panjang seperti dari pasar modal.


"Permodalan penting, kualitas kredit juga. Pasar modal jadi sektor unggulan. Saya kira ini menjadi penting di tengah-tengah perlambatan kemudian ada kebutuhan untuk membiayai proyek infrastruktur, karena itu pasar modal jadi sektor yang semakin penting terutama sebagai sumber dana pembiayaan jangka panjang," jelas dia.


Secara sistematis, kata dia, bagaimana mencoba merumuskan inisiatif terkait keinginan memperdalam pasar modal dari sisi supply maupun demand dan bagaimana demand dan supply berinteraksi dengan lebih sustain.


"Di supply saya kira paling banyak terlihat dari jumlah emiten. Hari ini hanya sekitar 500-an jumlah emiten di bursa kita padahal potensi menarik mid size corporate di Indonesia menurut saya potensinya besar. Saya juga berharap banyak BUMN yang bisa memanfaatkan dana pasar modal," imbuh Muliaman.


(drk/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com