Jokowi Keluarkan 6 Langkah Penguatan Rupiah, IHSG Bisa Positif

Jakarta -Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluarkan paket kebijakan ekonomi, untuk stabilisasi nilai tukar rupiah dan mengurangi defisit transaksi berjalan (current account deficit). Kebijakan ini akan direspons positif oleh pasar keuangan.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, respons pelaku pasar akan paket kebijakan perdana Jokowi itu baru terasa dalam jangka panjang. Dalam jangka pendek akan ada dorongan positif, atas ekspektasi adanya perubahan yang dilakukan pemerintah.


"Secara fundamental ekonomi kita belum banyak berubah. Besok (IHSG) bisa positif, karena ada ekspektasi perbaikan dari sisi kebijakan pemerintah," katanya kepada detikFinance, Senin (16/3/2015).


Menurutnya, pergerakan IHSG pekan ini akan banyak dipengaruhi oleh pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC), salah satunya mengenai pembahasan naiknya tingkat suku bunga Amerika Serikat (AS).


"Gejolak eksternal akan sangat mempengaruhi pasar. Investor kan melihat pasar-pasar mana saja yang kelihatan valuasinya mulai melambat," ujarnya.


Selama ini, investor asing punya ekspektasi tinggi kepada pemerintahan Jokowi, terutama sejak Pemilu tahun lalu. Sekarang, para investor ini memantau hasil pemerintahan Jokowi salah satunya dari kinerja emiten di pasar modal.


"Selama ini kita lihat saham-saham konstruksi naik atas ekspektasi pembangunan infrastruktur. Pertumbuhan kelas menengah juga mendoronng saham-saham konsumer, perbankan juga sama," ujarnya.


Nah, ekspektasi ini bisa berbalik arah, jika ternyata kinerja emiten tidak sesuai harapan ditambah dengan gejolak dari eksternal. "Apalagi kalau ada gejolak eksternal seperti sekarang ini," kata David.


Apa saja isi paket kebijakan Jokowi yang diharapkan bisa memperbaiki fundamental ekonomi Indonesia itu? Cek di sini.


(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com