Tahun Depan, Crimea Punya Maskapai Sendiri

Jakarta -Berdasarkan referendum yang digelar tahun lalu, Crimea telah menjadi bagian dari Rusia. Meski banyak dikecam oleh negara-negara barat, Crimea di bawah pangkuan Negeri Beruang Merah terus berbenah.

Seperti dikutip dari AFP, Minggu (22/3/2015), pemerintah Crimea tengah bersiap untuk membentuk perusahaan maskapai penerbangan untuk memfasilitasi perjalanan ke Rusia. Sebagai tahap awal, maskapai ini membutuhkan 6 armada pesawat dan 40 pilot untuk melayani penerbangan ke 14 tujuan yang nantinya bertambah menjadi 36.


"Untuk proyek ini, kami membutuhkan 1,45 miliar rubel (Rp 312 miliar)," ungkap Sergei Tourik, pejabat United Aircraft Corporation (perusahaan pembuat pesawat terbang Rusia), usai pertemuan dengan Perdana Menteri Crimea Sergei Aksyonov.


Wilayah Crimea memang tidak terhubung langsung dengan Rusia, dan hanya bisa dijangkau melalui udara atau air. Namun untuk penyeberangan air, perlu pembangunan fasilitas di Selat Kerch antara Laut Hitam dengan Laut Azov.


Saat ini, maskapai-maskapai internasional sudah meninggalkan rute ke Crimea seiring sanksi negara-negara barat. Akibatnya, Bandara Simferopol hanya melayani penerbangan ke kota-kota di Rusia.


Namun, maskapai baru yang akan dibentuk di Crimea ini tidak hanya akan terbang ke kota-kota di Rusia tetapi juga sejumlah negara lain. Maskapai ini diperkirakan beroperasi pada 2016 dan sebagai awalan menargetkan 490.000 penumpang.


Perdana Menteri Aksyonov mengatakan beroperasinya maskapai ini diharapkan bisa mendongkrak sektor pariwisata di Crimea. Terpisahnya Crimea dari Ukrana memang sangat memukul sektor pariwata d wilayah ini. Pada 2014, kunjungan turis di Crimea tercatat 3,8 juta atau turun 52% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 5,9 juta.


(hds/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com