Butuh Rp 10 T Bikin Kereta LRT, Adhi Karya Incar Rights Issue di Semester I-2015

Jakarta -PT Adhi Karya Tbk (ADHI) memerlukan dana sekitar Rp 10 triliun untuk mengembangkan dan membangun moda transportasi massal jenis Light Rail Transit (LRT) atau kereta ringan berbasis roda besi fase I. Kereta LRT fase I akan melalui rute Cibubur-Cawang-Semanggi-Grogol atau dari timur ke barat Jakarta.

Untuk mendukung pembiayaan, perseroan akan melakukan penerbitan saham baru atau rights issue. Saham dari rights issue akan diserap oleh pemerintah melalui dana Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 1,4 triliun. Ditargetkan rights issue bisa dilakukan pada akhir semester I-2015.


"Akhir sementer I sudah bisa. Tapi itu bergantung beberapa hal yakni proses Peraturan Pemerintah (PP untuk pencairan PMN) dan izin dari OJK," kata Direktur Utama Adhi Karya Kiswodarmawan saat acara RUPS di kantor pusat Adhi Karya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (20/3/2015).


Dari kebutuhan dana Rp 10 triliun, perseroan menyebut sebesar Rp 7 triliun dibiayai oleh pinjaman perbankan dan Rp 3 triliun dari modal sendiri.


Kiswo menjelaskan perseroan juga akan mengembangkan area properti di setiap stasiun LRT. Artinya perseroan membutuhkan tambahan pendapatan untuk mendukung operasional LRT.


"Tahun awal operasi pasti tanggung rugi, maka perseroan rencanaan kembangkan titik properti di sepanjang stasiun. Kita bisa kerja sama dengan yang punya tanah. Ada list-nya tapi saya nggak bisa sebut, karena ini menyangkut rencana kerja perusahaan," paparnya.


(feb/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com