Menko Sofyan: Dolar Terlalu Kuat, Orang AS Mulai Khawatir

Jakarta -Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) sudah terlalu menguat terhadap mata-mata uang dunia. Pemerintah AS sendiri sudah mulai khawatir dengan kurs dolar AS yang terlalu tinggi ini.

Malam ini, The Federal Reserve akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC meeting). Rapat tersebut membahas banyak hal, mulai dari ekonomi AS hingga rencana kenaikan suku bunga acuan.


"Nanti malam ada rapat The Fed. Mudah-mudahan positif. Amerika juga sudah khawatir tentang penguatan dolar. Kita akan lihat besok apa perkembangannya," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil di kantornya, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015).


Dari dalam negeri, kata Sofyan, Indonesia harus mempersiakan diri menyambut kebijakan dari AS tersebut. Salah satu caranya dengan merestrukturisasi perekonomian domestik.


"Supaya ekonomi kita bisa kompetitif, fleksibel, dan orientasi ekspor, lapangan kerja, equity, struktur ekonomi yang kompentitif, bukan yang kartel. Itu semua restrukturisasi harus dilakukan, investasi lebih mudah, friendly. Akan ada terus upaya perbaiki struktur ekonomi kita," jelasnya.


Menurut Sofyan, selama ini rupiah hanya melemah terhadap dolar AS. Sedangkan terhadap mata uang lain, rupiah masih bisa menguat.


Hal ini, kata Sofyan, mencerminkan ekonomi Indonesia yang masih dalam kondisi baik. Namun demikian, kondisi naik-turun nilai tukar rupiah pasti akan terjadi.


"Kita harus terbiasa, ini jangka panjang. Siklus itu enggak masalah kalau ekonomi, SDM, dan masyarakat kita baik," ujarnya.


(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com