Kasihan, Harga Sayur Petani Turun Karena Abu Gunung Kelud

Jakarta -Abu vulkanik dari letusan Gunung Kelud berdampak terhadap aktivitas ekonomi di Jawa. Petani sayur ikut merugi karena harga sayuran yang dijualnya turun.

Hal ini dialami petani sayuran di Kecamatan Cangkringan, Yogyakarya. Dalimin salah salah satu petani mengaku, harga sayuran yang ditanam para petani mengalami penurunan nilai jual, karena kualitasnya turun akibat guyuran abu vulkanik.


"Kalau gagal panen kayaknya nggak, tapi yang jelas pasti akan ada penurunan nilai jual. Karena sayuran yang terkena abu vulkanik akan menjadi rusak atau kualitasnya jelek," kata Dalimin kepada detikFinance, Sabtu (15/2/2014)


Soal kerugian, Dalimin mengaku belum tahu secara pasti besarannya. Namun penurunan harga langsung dirasakan dampaknya. Dalimin menjelaskan, umumnya petani di daerah Cangkringan menanam sayuran jenis sawi, kol, wortel, tomat, dan daun sledri.


"Kalau kerugian nggak tahu berapa, yang jelas harga jual turun karena rusak, contohnya kalau tomat bisa dijual Rp 5 ribu tapi kalau jelek cuma laku Rp 2 ribu, atau malah lebih murah lagi," imbuh Dalimin.


Selain petani, peternak sapi di daerah Cangkringan juga terkena dampak abu Gunung Kelud. Akibat guyuran abu, para peternak harus mengganti pakan dari rumput ke polar atau katul, sehingga ada biaya tambahan.


"Makanan ternak terganggu karena rumput terkena abu, solusinya katul dan polarnya ditambah, tapi biaya bisa naik dua kali lipat, atau rumputnya dicuci dulu baru diberikan ke ternak," jelas Dalimin.


(feb/feb)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!