'Kelas Menengah RI Bertambah, 8 Juta motor dan 1,5 Juta Mobil Langsung Ludes'

Tangerang -Jumlah masyarakat kelas menengah dengan pendapatan lebih tinggi semakin banyak. Akhirnya tingkat konsumsi makin tinggi, tak heran penjualan kendaraan bermotor meningkat dan jalan makin macet.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kondisi ini harus diwaspadai, sehingga ekonomi Indonesia tidak terjebak dan terlena dengan sektor konsumsi, dan tidak meningkatkan produksi sektor industri. Bila ini terjadi, maka daya saing Indonesia malah makin merosot.


"Kita sekarang berada di lower income country, dan 2025 kita ingin masuk negara berpenghasilan tinggi," jelas Hatta dalam acara Himpunan Pengusaha Alumni Institut Teknologi Sepuluh November (HIPA ITS) di Hotel Allium, Tangerang (15/2/2014).


Untuk menjadi negara berpenghasilan tinggi, Indonesia harus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), terutama adalah peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Karena ke depan, Iptek menjadi kunci sukses sebuah negara maju.


"Saat ini kelas menengah belum memberikan apa-apa. Berapa kelas menengah dalam tabungan? Di dalam perbankan, tabungan kelas menengah masih 305 dari PDB sementara. Kalau Malaysia sudah 80% dari PDB. Data ini menunjukkan belum ada kelas menengah yang kompetitif," tutur Hatta.


Karena itu, ke depan kualitas pendidikan di Indonesia harus ditingkatkan. Bila ini tidak dilakukan, ujar Hatta, maka akan banyak anak-anak Indonesia sekolah ke luar negeri.


"Kelas menengah kita ada dan tumbuh mendorong lebih kontributif. Kita lihat saja awalnya motor 8 juta ludes dibeli oleh kelas menengah, mobil 1.5 juta diproduksi ludes terjual. Jadi wajar saja jalanan semakin macet, karena pertumbuhan konsumsi kendaraan tidak sesuai dengan pertumbuhan jalan," papar Hatta.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!