Harga Bensin Premium Turun, Banyak Warga Tinggalkan Pertamax

Jakarta -Penurunan harga bahan bakar minyak jenis premium dari Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter memberi dampak langsung bagi masyarakat. Banyak masyarakat yang sudah memakai pertamax akhirnya balik lagi membeli premium.

Seperti dialami Rinaldi seorang pengendara motor yang harus berkeliling jakarta untuk menikmati harga baru Premium tersebut. Rinaldi bersama temannya rela berkeliling ke sejumlah SPBU demi menikmati harga baru ini. Alasannya, Premium di sejumlah SPBU suah habis terjual.


"Iya ini keliling-keliling, sudah 3 SPBU, ini yang terakhir masih nggak dapat juga, semua habis. Nanti coba cari 1 lagi kalau nggak dapet juga ya terpaksi isi Pertamaks‎," ujar dia saat dijumpai detikFinance, di sebuah SPBU di bilangan Gandaria, Jakarta Selatan, Kamis (1/1/2015) dini hari tadi.


Penurunan harga yang cukup signifikan mendasari dirinya untuk berkeliling berburu Premium. Ia mengaku, pengeluarannya untuk bahan bakar membengkak signifikan setelah Pemerintah menaikkan harga Premium menjadi Rp 8.500 beberapa waktu lalu.


"Iya lumayan juga harga turunnya. Saya pakai Pertamax ‎itu habis Rp 100.000 per minggu, padahal waktu masih pakai Premium masih Rp 6.500 saya cuma habis Rp 50.000 seminggu. Nah ini kalau harga begini saya balik ke Premium saja," sebut dia.


Ditanya perihal harga premium yang akan naik turun, ia mengaku tidak mengetahuinya. "Oh jadi ini nggak tetap Rp 7.600 ya? Nggak tahu saya. Saya pikir akan seterusnya. Saya harap sih bisa terus seperti sekarang," pungkas pria yang mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion ini.


Pemerintah sebelumnya mengumumkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Harganya saat ini adalah Rp 7.600 dan mulai berlaku sejak pukul 00.00 tanggal 1 Januari 2015.


Harga baru ini dibentuk dengan acuan harga keekonomian yang mengacu pada harga minyak mentah dunia yang berada pada kisaran US$ 50-60 per barel dan nilai tukar yang berada pada posisi Rp 12.300 per dolar AS.


Harga baru ini merupakan harga tanpa subsidi artinya hanya berdasarkan pada harga bahan baku dan biaya produksi.


(dna/ang)