Harga Cabai Meroket, Inflasi Desember Bisa Tembus 2,4%

Jakarta -Bank Indonesia (BI) memperkirakan tingginya angka inflasi di bulan Desember 2014 akibat harga cabai yang meroket.

Gubernur BI Agus Martowardojo memperkirakan, angka inflasi di bulan Desember ini akan sedikit lebih tinggi dari prediksi semula dari 2,1-2,2% menjadi 2,2-2,4%.


"BI melihat di Desember ini inflasi mungkin ada sedikit lebih tinggi dari apa yang dilihat di minggu ketiga. Kita lihat inflasi di bulan Desember itu month on month (MoM) bisa 2,2-2,4%," kata Agus saat ditemui di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Rabu (31/12/2014).


Secara year on year (yoy), Agus menyebutkan, inflasi akan berada di kisaran 8,2-8,4%, atau lebih tinggi dari perkiraan semula di angka 8,1-8,3%.


"Kalau sebelumnya ada di kisaran 8,1-8,3% yoy, itu mungkin bisa antara 8,2-8,4% yoy," katanya.


Agus menjelaskan, tingginya angka inflasi disumbang dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 0,61-0,65%. Tak hanya itu, harga cabai juga mendorong kenaikan inflasi sebesar 0,4%.


"BI melihat itu faktor daripada administer price khusunya kenaikan BBM itu berperan besar 0,61-0,65%, ada komoditi-komoditi yang kelihatannya walaupun bobotnya kecil tapi kenaikannya besar dan akan kontribusi ke inflasi seperti cabai merah dan rawit kontribusi 0,4%, komponen kecil tapi karena harganya di beberapa daerah naik jadi kontribusi besar begitu juga angkutan," ungkapnya.


Namun begitu, Agus mengatakan, dengan adanya kebijakan penghapusan subsidi BBM jenis premium dan penurunan harga BBM, maka inflasi di tahun depan akan lebih stabil.


"Kita sambut kebijakan energi agar inflasi stabil dan rendah. Kalau 2015 ada penurunan harga premium itu dampaknya bisa menekan inflasi, kalau ada pergeseran, BI akan berkoordinasi akan diupayakan agar terkendali," pungkasnya.


(drk/ang)