Sofyan Djalil, Menko Perekonomian, mengatakan semestinya harga-harga kebutuhan pokok dan transportasi mengikuti penurunan harga BBM. Namun, tetap butuh waktu.
"Harusnya iya, harga barang-barang di masyarakat pun harusnya mengikuti. Tapi selama ini kan masalahnya respons pasar ini yang perlu waktu. Anda akan lihat nanti," kata Sofyan di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (2/1/2015).
Ke depan, lanjut Sofyan, harga Premium dan Solar bisa turun lebih rendah dan bisa saja naik. Pasalnya, pemerintah sudah tidak lagi memberikan subsidi untuk Premium. Sementara Solar diberikan subsidi tetap Rp 1.000/liter.
Dia menilai naik-turunnya harga Premium dan Pertamax memang hal yang baru buat Indonesia. Namun nantinya dia yakin masyarakat akan terbiasa.
Bahkan, Sofyan menilai kebijakan ini lebih baik dibandingkan yang lalu-lalu yang hanya terfokus pada menaikkan harga BBM di suatu waktu. Hal ini justru membuat dampaknya bertumpuk-tumpuk.
"Ini ibaratnya tertunda-tunda, jadi begitu dilepaskan langsung meledak. Kalau naik-turun, masyakarat akan terbiasa. Ada inflasi, ada deflasi, akan lebih baik. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) kita lebih baik dan subsidi bisa lebih produktif," jelasnya.
(hds/hen)
