Menkeu dan Gubernur BI Rapat 4 Jam Bahas Nasib Ekonomi RI 2015, Ini Hasilnya

Jakarta -Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang terdiri dari Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melakukan rapat sekitar 4 jam membahas nasib ekonomi 2015.

Rapat dimulai sekitar pukul 15.00 WIB dan diakhiri pukul 19.00 WIB. Usai rapat tersebut, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, rencana kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), yaitu Federal Reserve (The Fed), anjloknya harga komoditas seperti minyak, dan melemahnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok, menjadi perhatian FKSSK.


Stimus ekonomi yang dilakukan oleh Bank Sentral Eropa juga menjadi pokok bahasan dalam rapat tersebut.


"Kita antisipasi ke depan. Pengelolaan fiskal harus ditingkatkan, pengelolaan utang luar negeri juga. Karena utang luar negeri khususnya swasta yang cukup tinggi. Kita ingin ini dikelola hati-hati," jelas Agus Marto.


"Terutama risiko nilai tukar, likuiditas, dan leverage yang tinggi. Itu yang kita bahas soal 2014, dan bagaimana outlook 2015," imbuh Agus Marto usai rapat di kantor Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya, Jakarta, Senin (26/1/2015).


Soal pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terjadi hari ini, Agus Marto mengatakan kondisi ini bersifat temporer. Ini akibat adanya risiko perekonomian dunia.


"Kondisi itu masih banyak kondisi dunia. Tapi di dalam negeri secara ekonomi, semua menunjukkan kondisi baik. Karena faktor inflasi rendah, karena pengaruh penyesuaian BBM dan elpiji. Neraca perdagangan akan mencapai surplus mencapai US$ 200 juta. Kita juga perkirakan transaksi berjalan di kuartal pertama akan jatuh di bawah 2%. Walaupun di kuartal III dan IV akan jatuh 3,3-3,5% dari PDB," papar Agus Marto.Next


(dnl/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com