"Biasanya Maret yang rendah karena panen raya. Tapi sekarang Februari deflasi, dan cukup tinggi," tutur Deputi Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadiwibowo di kantornya, Jakarta, Senin (2/3/2015).
Deflasi Februari 2015 yang sebesar 0,36%, lanjut Sasmito, merupakan yang kedua tertinggi selama sekitar 50 tahun terakhir. Urutan teratas masih ditempati deflasi Februari 1985 yang mencapai 0,5%.
"Sejak 1966-2015, atau sekitar 50 tahun, yang ini nomor 2 terendah," ujarnya.
Dalam 50 tahun terakhir, tambah Sasmito, deflasi Februari hanya terjadi 4-5 kali. Artinya, ini adalah 'barang langka'.
"Berarti dalam 600 bulan hanya 4-5 kali terjadi deflasi pada Februari. Sangat jarang terjadi," katanya.
BPS mencatat terjadi deflasi sebesar 0,36%. Deflasi disebabkan penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada 19 Januari 2015, yang dampaknya masih terasa bulan lalu.Next
(hds/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
