Dolar Sentuh Rp 13.000, BCA Turunkan Bunga Deposito

Jakarta -PT Bank Sentral Asia Tbk (BBCA) terus mengantisipasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang tembus hingga Rp 13.000. Salah satu cara yang dilakukan adalah melalui penurunan bunga deposito.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, perseroan perlahan menurunkan tingkat suku bunga deposito menyusul terus melemahnya nilai tukar rupiah. Pasalnya, sejumlah biaya operasional yang meningkat akibat pelemahan rupiah perlu ditutup dari penurunan biaya bunga.


"ATM, EDC, semuanya pakai dolar yang dari Rp 9.000 ke Rp 13.000. Biaya depresiasi tinggi. Inflasi tahun lalu 8%, gaji karyawan kita naikkan 10-12% persen," ungkap Jahja saat konferensi pers di Hotel Kempinski, Jakarta, Kamis (5/3/2015).


Pada awal 2013, lanjut Jahja, bunga deposito BCA masih sekitar 3% sementara bank-bank lain sudah menaikkan lebih dulu hingga 6-7%. Melihat itu, BCA pun ikut mengerek bunga deposito pada Maret-April 2013 di kisaran 3% hingga di atas 7%, bahkan simpanan di atas Rp 2 miliar bunganya dipatok hingga 8,25%. Terbukti, naiknya bunga deposito tersebut menjaring banyak nasabah.


"Pada 2014 bunga yang dipasang menarik nasabah sehingga menarik dana-dana nasabah besar. Biasanya nggak dilirik nasabah besar karena rate kecil," ucap dia.


Terbentur aturan untuk tidak memberikan bunga deposito terlalu tinggi, Jahja mengatakan, BCA mulai perlahan menurunkan suku bunganya. Mulai Agustus 2014, simpanan di bawah Rp 2 miliar bunganya dipatok hanya di bawah 7%.


"Tapi nasabah sesudah masuk nggak langsung pindah, bertahan terus. Meski pada 2014 terus turunkan bunga deposito, tapi funding terus kita naikkan," kata Jahja.Next


(drk/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com