Ketua HIPMI: Saya Bukan Anak Konglomerat atau Pejabat

Jakarta -Selama ini ada anggapan para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) adalah anak-anak pengusaha atau pejabat. Namun anggapan ini dipatahkan oleh Bahlil Lahadalia, Ketua Umum HIPMI 2015-2018. Bahlil yang datang dari keluarga miskin di Papua bahkan pernah jadi kondektur dan sopir angkot.

"Belum ada pengusaha ketum HIPMI ini yang berlatar belakang seperti saya (keluarga biasa). Rata-rata anak konglomerat, pejabat," kata Bahlil dalam wawancara khusus dengan detikFinance di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu (4/3/2015).


Bahlil punya keyakinan bahwa semua proses keberhasilan berawal dari suatu proses alias tak ada yang instan. Sebelum menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, ia pernah menjadi anggota di tingkat cabang, dan jadi ketua di kepengurusan HIPMI di tingkat Provinsi Papua.


"Ibarat tentara, saya ini tidak ujug-ujug langsung kolonel. Pangkatnya pun perjuangan. Harus dicatat saya adalah satu-satunya ketua umum yang berproses dari bawah. Jadi saya terproses dari BPC," katanya.


Ia menegaskan sudah punya keinginan menjadi pengusaha sejak masa sekolah, meski berlatar dari keluarga miskin yang memiliki ayah sebagai buruh bangunan dan ibu sebagai tukang cuci pakaian.


"Saya bukan anak siapa-siapa. Dari sekian Ketua Umum yang terproses dari bawah cuma saya," katanya.


Sebagai pribadi yang lahir dari keluarga susah dan mewakili banyak masyarakat Indonesia, Bahlil mempunyai tekad mendorong para anak-anak muda termasuk kalangan bawah bisa bangkit menjadi orang sukses. Saat ini jabatan ketua HIPMI berasal dari berbagai perwakilan daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke.


"Papua sama Maluku belum. Jadi sudah betul HIPMI, Ketumnya dari Sabang sampai Merauke. Memang mendapatkan itu tidak gampang. Berdarah-darah," katanya.


(zul/hds)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com