Ingat Masa Kecil di Kampung, Menteri ESDM Bertekad RI Tak Ekspor 'Tanah Air'

Jakarta -Menteri ESDM Sudirman Said kemarin mengunjungi pabrik Feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang berlokasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Dari kunjungan itu, Sudirman mengingat soal masa kecilnya di sebuah kampung di Brebes, Jawa Tengah .

Pabrik Feronikel ini merupakan smelter yang mengolah bahan tambang mentah. Bila ini ditingkatkan, maka Indonesia bisa menghasilkan barang tambang yang bernilai tambah, dan tidak lagi mengekspor barang mentah, alias ekspor 'tanah air'.


"Saya ingat waktu di kampung itu panen padi, kemudian gabahnya dikirim ke tempat lain karena tidak memiliki penggilingan. Nah, untuk makan berasnya diambil dari tempat lain juga, jadi kami di kampung itu mesti membayar dua kali, mendapatkan gabah yang nilainya rendah kemudian membeli beras yang harganya tinggi. Kira-kira begitulah industri kita selama ini," tutur Sudirman seperti dikutip dari situs Kementerian ESDM, Jumat (6/3/2015).


"Istilah mereka, mengekspor tanah air, mengekspor bahan mentah berbelas tahun," kata Sudirman.


Pabrik Feronikel Pomalaa terdiri dari empat pabrik, pertama pabrik FeNi I yang telah beroperasi sejak 1976 dengan kapasitas terpasang 5.500 TNi per tahun. Lalu, pabrik FeNi II beroperasi sejak 1995, dengan kapasitas terpasang 6.500 TNi per tahun. Kemudian pabrik FeNi III, beroperasi sejak 1997 dengan kapasitas 15.000 TNi per tahun.


Untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik, saat ini Antam sedang membangun pabrik FeNi ke IV yang ditargetkan akan commisioning (uji coba) pada September 2015.


Sudirman mengatakan, dia tidak ingin Indonesia ketergantungan bahan baku impor untuk industri. Dia mencontohkan PT Pindad, BUMN pembuat senjata, namun bahan baku didapat dengan cara mengimpor.


"Saya punya pengalaman saat memimpin PT Pindad, saya pikir bahannya senjata yang utama seperti baja, timah, dan tembaga. Dan saya mendengar lama sekali di Bangka ada timah, dan di Papua ada tembaga, dan di mana-mana ada besi, tapi ternyata seluruh komponennya itu impor," kata Sudirman.


"Mudah-mudahan apa yang sudah dilakukan Antam ini dapat dilanjutkan dan ditingkatkan terus. Dan saya setuju bahwa CSR itu harus menjadi 'jembatan' antara dunia usaha dengan masyarakat dan itu adalah bagian dari manfaat yang ditebarkan bagi lingkungan," kata Sudirman.


(dnl/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com